Januari 08, 2008

Menjadi Hamba ’Ekslusif’

Bila kita perhatikan ayat-ayat Allah SWT di Al-Qur’an, biasanya Allah menyelipkan perkataan seperti bagi siapa saja yang Dia Kehendaki. Kalimat ini bersanding dengan kosa kata ampunan, rezeki, penyucian, dsb. Misalnya Allah mengampuni dosa selain syirik bagi siapa saja yang Dia kehendaki (QS.4:48) Ini berarti pengampunan dan rezeki adalah sesuatu yang ekslusif dan bergantung pada kehendak Allah bila dilihat dari sisi pemberian Allah. Namun ada juga segolongan orang yang justru memiliki sifat ekslusif. Sifat ini tidak semua orang yang memilikinya, dan kalau pun ada yang memilikinya hanya segelintir manusia. Sifat tersebut adalah rasa syukur.

Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur (QS.2:243)

Di situ jelas sekali disebutkan bahwa banyak manusia yang tidak bersyukur. Berarti secara logis bisa kita simpulkan hanya sedikit manusia yang bersyukur. Hal ini dipertegas lagi dalam surah Al-A’raf ayat 10: Dan sungguh Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan penghidupan untukmu, (tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur.

Para pakar psikologi dan motivasi seperti Norman Vincent, Zig Ziglar, Harold Sherrman sepakat bahwa bersyukur adalah salah satu cara untuk meraih apa yang kita cita-citakan. Bahkan Erbe Sentanu melalui konsep Quantum Ikhlas-nya menyebutkan bahwa rasa syukur adalah bentuk dari positive feeling sebagai ganti dari positive thinking yang daya tariknya terhadap energi alam semesta lebih rendah.

Syukur itu sederhana, tetapi tidak mudah. Ketika kita dapat nikmat kita mungkin mudah untuk bersyukur. Tapi ketika Allah menguji kita dengan kesempitan, penderitaan ataupun kehilangan sesuatu, maka bisa jadi kita ’buta’ terhadap karunia Allah lainnya. Kita lebih menekankan pada aspek negatif dari kejadian yang kita alami, dan cenderung menyalahkan Allah. Karena itulah Rasulullah saw selalu menganjurkan kita untuk melihat orang-orang yang lebih berkekurangan agar rasa syukur kita kian terasah. Misalnya ketika kita bosan dengan kondisi lingkungan kerja kita, maka lihatlah teman kita yang masih menganggur. Atau ketika kita pusing dengan urusan rumah tangga, maka lihatlah teman kita yang hingga saat ini masih kesulitan mendapat jodoh. Ketika kita terlilit hutang sekian ratus ribu, lihat pula mereka yang tercekik hutang jutaan rupiah. Dan seterusnya.
Uniknya, bagi hamba ekslusif, maka Allah pun memberi reward langsung kepadanya tanpa ada syarat.

Allah akan memberikan balasan kepada orang yang bersyukur (QS.3:144)

Dan Kami akan memberikan balasan kepada orang-orang yang bersyukur (QS.3:145)

Semoga kita menjadi hamba-hambaNya yang bersyukur.

Muhammad Zulkifli 

Tidak ada komentar: