Juni 07, 2009

Berapa kali kita beristighfar?


Barangsiapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. (QS. An-Nisa:111)
Istighfar berasal dari kata ghofara yang artinya tutup. Bila ditambah alif dan sin, maka maknanya jadi: minta ditutupi. Apa yang harus ditutupi? Dampak dari dosa-dosa yang kita perbuat. Setiap dosa pasti punya akibat, dan untuk menghindari akibat buruknya kita dianjurkan untuk beristighfar. Memohon ampun kepada Allah SWT agar dosa-dosa tersebut tidak berefek negatif dalam kehidupan kita.
Selain menghindari akibat buruk dosa, istighfar juga berdampak positif seperti memperbanyak harta, memperbanyak anak, menurunkan rezeki atau hujan dari langit dan sebagainya. Kisah-kisah Nabi Nuh, Hud, Syu’aib dan lainnya mengajarkan pada kita bahwa memohon ampun kepada Allah adalah bentuk lain dari “ikhitar langit”, yaitu bagaimana menjemput rezeki dan mempermudah terkabulnya hajat setelah “ikhitar dunia” telah dimaksimalkan.
Berapa kali kita harus beristighfar dalam satu hari? Rasulullah saw dalam salah satu hadistnya mengatakan bahwa beliau beristighfar 70 kali per hari. Di hadist lain ada yang menyebutkan 100 kali per hari. Kita anggap saja angka yang paling maksimal, yaitu Rasulullah memohon ampun pada Allah sehari 100 kali.
Bagaimana dengan kita? Nabi Muhammad adalah manusia suci dan yang disucikan oleh Allah. Meski demikian, beliau tetap memohon ampun kepada Allah. Dengan perhitungan seperti ini, kita mencoba melihat diri kita sendiri. Kira-kira, berapa persenkah kualitas iman, kualitas akhlak dan kualitas ibadah kita dari Rasulullah saw? Jika kita ambil angka 50% atau setengah dari kualitas Rasulullah, maka seharusnya kita beristighfar 200 kali perhari. Tapi apa iya kualitas iman, akhlak dan ibadah kita hanya beda setengah dari Rasulullah? Rasanya terlalu sombong. Sholat kita saja jarang khusyu’, sama orang lain masih sering kasar, dan terkadang kita juga suka males berdoa kepada Allah kalau tidak dikabul-kabulkan.
Baiklah, mari kita ambil asumsi bahwa kualitas kita adalah seperempat dari kualitas Rasulullah. Artinya, dalam sehari kita harus beristighfar 400 kali! Sanggup?
Sekali lagi, benarkah kualitas kita hanya berbeda seperempat dari kualitas Rasulullah? Coba ingat-ingat lagi dosa kita. Rasulullah dalam sehari-hari berbicara benar atau diam. Sedangkan kita terlalu banyak bicara dan jarang benarnya. Selain itu, beliau suka bersedekah dan sedekahnya tidak tanggung-tanggung. Sedangkan kita, selalu nanggung dalam bersedekah. Nabi Muhammad kalau marah juga hanya pada hal-hal yang berkaitan dengan pelecehan akidah. Kalau kita marah selalu berkaitan dengan hal-hal pelecehan pribadi. Kalau sudah begitu, masihkah kita beranggapan bahwa kualitas kita hanya seperempat kualitas Rasulullah?
Jangan-jangan kualitas ibadah, keimanan dan akhlak kita hanya seperdelapannya Rasulullah. Kalau begitu, kita harus beristighfar 800 kali perhari! Atau jangan-jangan hanya sepereenambelas, sepertigapuluh dua, atau seperenampuluhempat! Masya Allah, kita harus beristighfar 6400 kali perhari! Apakah kita sanggup?
Saat ini, saya berusaha konsisten/istiqomah untuk beristighfar 500-1000 kali perhari. Itu juga masih bolong-bolong. Bagaimana dengan Anda?

Muhammad Zulkifli

Tidak ada komentar: