Maret 16, 2008

Mungkin Ini Penyebab Kenapa Sholat Tidak Mencegah Perbuatan Buruk


Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar dari ibadah yang lain. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS.29:45)

Ada pertanyaan yang sedari dulu cukup mengganggu pikiran saya. Ketika melihat realitas di lapangan, betapa banyaknya teman-teman, atau orang-orang yang saya kenal secara pribadi maupun dari media, yang ibadah sholatnya rajin tapi maksiatnya jalan. Istilahnya STMJ (Sholat Terus Maksiat Jalan). Para koruptor sebagian adalah orang-orang yang rajin sholat. Mereka yang sehari-harinya pengurus masjid ternyata pernah ada juga yang cacat moral. Kalau kita baca di koran-koran, ada ustadz yang mencabuli anak muridnya. Ada guru yang menggampar siswanya. Salah satu teman saya di kantor (dan sekarang sudah mengundurkan diri) adalah orang yang rajin sholat di mushola kantor. Namun beliau ternyata hobi membuat KTP palsu agar bisa mendapat kartu kredit dari bank-bank yang menawarkan produk tersebut. Setelah dana didapat dan jatuh tempo pembayaran, dia pun menghindar dan mengatakan bahwa orang yang dicari para kreditur tersebut bukanlah dirinya karena tidak sesuai dengan KTP asli. Lain lagi dengan teman satu saya satu lagi. Sewaktu di kampus dia adalah aktivis masjid. Namun dengan teganya dia membawa kabur uang orang lain sebesar 2 juta rupiah dengan dalih bisnis handphone.

Ada apa dengan sholat? Benarkah sholat tidak efektif mencegah kemungkaran? Hemat saya, sebelum berpikiran seperti itu, mungkin kita harus merubah pola pikir kita tentang ayat di atas. Di surah tersebut jelas sekali tercantum bahwa sholat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Tapi kita tidak bisa berkesimpulan bahwa hanya sholat yang bisa mencegahnya, karena ayat tersebut terdiri dari 2 perintah dan 1 makna. Selain sholat , Allah juga menyuruh membaca Al-Qur’an. Malah inilah perintah pertamanya. Kesimpulan awalnya, boleh jadi para pelaku kemungkaran adalah mereka yang hanya mengerjakan sholat dan tidak membaca Al-Qur’an atau tilawah. Padahal ini adalah perintah satu paket. Tidak bisa sholat tanpa tilawah, atau tilawah saja tapi tidak sholat. Kalau salah satunya yang dikerjakan, ini tidak efektif untuk mengurangi kemungkaran. Dan kalau kedua-duanya dikerjakan tapi tidak bermuara pada satu tujuan, yaitu mengingat Allah, sama saja tidak bisa mencegah kemungkaran. Sholat dan tiilawah menjadi aktivitas sehari-hari yang tidak bermakna apa-apa. Padahal jelas tujuan Allah menyuruh kita membaca Al-Qur’an dan mendirikan sholat adalah untuk mengingatNya. Dengan mengingat Allah, kemaksiatan dan kemungkaran bisa dihilangkan, atau setidaknya diminimalisir. Wallahu’alam.

Muhammad Zulkifli

Tidak ada komentar: