April 05, 2012

Minta Tolonglah dengan Sabar dan Sholat (1)

Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (Al Baqarah 45-46)

Setiap manusia pasti punya masalah. Rasanya tidak ada orang di sekitar kita yang tidak punya masalah, baik besar maupun kecil. Ada yang bermasalah dengan hutang piutang, ada yang punya masalah suaminya berselingkuh, istrinya membangkang, anaknya nakal, jodoh belum ketemu, penyakit yang tidak sembuh-sembuh, belum diberi anak dan lainnya. Substansinya bukanlah pada APA masalahnya, melainkan BAGAIMANA hubungan kita dengan Allah SWT. Seberat apapun masalah, kalau kita dekat sama Allah, maka masalah itu akan terasa ringan. Dan seringan apapun masalah, kalau kita jauuuuuh dari Allah, maka masalah itu akan terasa berat. Ada orang yang punya hutang 1 juta rupiah sudah uring-uringan, tidak bisa tidur, stress. Namun ada juga yang punya hutang 1 miliar tapi santai-santai aja, bisa makan enak, dan tidak stress.

Ada orang yang ketika tumbuh bisul di tubuhnya sudah gelisah dan merasa tidak leluasa bergerak. Tapi ada juga orang yang di tubuhnya ada tumor tetap masih bisa ketawa-ketiwi, bercengkerama dengan anak, dan bahkan pergi mancing. Semua itu bersumber dari kebersihan hati yang berasal dari kedekatan kepada Allah SWT.

Dalam Al Qur’an Allah mengatakan bahwa kita harus meminta pertolongan dengan sabar dan sholat. Sabar adalah kondisi aktif dalam menghadapi masalah. Ketika masih belum dapat kerja, kita masih sabar mengirim surat lamaran ke berbagai perusahaan. Ketika belum punya anak, kita masih bersabar dengan terus mendatangi dokter atau ahli kesehatan reproduksi. Ketika penyakit tak kunjung sembuh, kita masih sabar berobat dan minum jamu. Jadi sabar adalah kondisi yang aktif, bukan nrimo.

Umumnya orang bisa bersabar, dan umumnya pula sambil bersabar orang pasti berdoa dalam sholatnya. Lalu kenapa masalah tak kunjung selesai? Maka yang perlu kita selidiki adalah bagaimana sholat kita. Untuk tulisan pertama ini, saya akan membahas dari segi ketepatan waktu.

Pembaca Taman Firdaus tentunya adalah orang-orang yang saya tidak perlu ragukan lagi sholat 5 waktunya. Kita di sini insya Allah pasti mengerjakan sholat lima waktu. Hanya persoalannya adalah, jam berapa kita melakukan sholat tersebut?

Banyak dari kita yang mengerjakan sholat dhuhur mendekati waktu asar, sholat asar pas mau magrib, sholat magrib mendekati isya, sholat subuh pas detik-detik matahari mau terbit. Kita telat menjawab panggilan Allah. Barangkali inilah yang menghambat atau memperlama terkabulnya doa-doa kita.

Misalnya dhuhur jam 12, tapi kita baru ngerjain jam 12.30. Ada keterlambatan 30 menit di situ. Kemudian ashar jam 15.30, tapi kita baru ngerjain jam 16.00. Anggap saja satu hari kalau ditotal kita telat 2 jam (yang dijumlahkan dari menit-menit telat setiap masuk waktu sholat). Berarti seminggu kita telat 14 jam. Sebulan telat 60 jam. Setahun telat 720 jam! Kalau dibagi 24 jam, hasilnya adalah 30! Kita telat memenuhi panggilan Allah selama 30 hari alias 1 bulan!

Analogikan begini. Bos di kantor memanggil kita. ”Stafku, coba ke ruangan sebentar!” demikian pintanya. Kita sebagai staf mendengar panggilan itu, tapi kita ga datang-datang. Sebulan kemudian barulah kita ke ruangannya dan berkata, ”Pak, ada apa manggil saya sebulan yang lalu? Oiya, saya boleh minta naik gaji ga bulan ini?” Insya Allah kalau seperti ini, bukan gaji yang kita dapat, tapi SP atau sekalian PHK.

Karyawan seperti itu jelas karyawan yang akan dinomorduabelaskan kalau ada promosi jabatan, kenaikan gaji, atau bonus prestasi. Dan karyawan seperti ini akan menempati urutan pertama kalau ada program PHK massal dan tidak akan diacuhkan kalau demo menuntut kesejahteraan.

Demikian juga kalau kita jauh dari Allah. Bagaimana mungkin sholat yang kita kerjakan bisa menolong kita mengatasi persoalan hidup, kalau setiap Allah memanggil kita saat adzan saja kita tidak segera menyambutnya? Kita seringkali tidak adil. Meminta Allah supaya cepat mengabulkan doa kita, tapi tidak pernah cepat saat Allah memanggil kita. Inilah letak masalah pertama kenapa persoalan hidup kita tak kunjung beres.

Abdullah Ibnu Mas’ud RA berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, amal perbuatan apa yang paling afdhal?” Beliau menjawab, “Shalat tepat pada waktunya.” Aku bertanya lagi, “Lalu apa lagi?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya lagi, “Kemudian apa lagi, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Berjihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari)

Maka mulai saat ini, ubahlah kebiasan buruk kita berkaitan dengan waktu mengerjakan sholat. Benahi dulu sholat kita, maka Allah akan membenahi hidup kita. Bahkan jangan nunggu sampai adzan baru kita sholat, sebelum adzan pun kita sudah standby di atas sajadah. Insya Allah ini adalah langkah awal untuk mengatasi persoalan hidup yang melilit. Wallahu’alam.

Note: Bagi pembaca yang punya masalah seperti hutang piutang, penyakit, jodoh, atau masalah hidup lainnya, mari bergabung di Gerakan Doa Kolektif. Kita gunakan kekuatan lisan-lisannya anak yatim untuk membantu kita mengetuk pintu langit, sehingga pertolongan Allah turun pada kita. Silahkan bersedekah ke nomor rekening yang tersedia dan mengkonfirmasikannya pada saya.

Tidak ada komentar: