tag:blogger.com,1999:blog-19917641885640341112024-03-05T05:21:10.518-08:00Taman FirdausBerbagi Inspirasi, Berbagi SolusiTaman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.comBlogger42125tag:blogger.com,1999:blog-1991764188564034111.post-67167221335635938642012-04-05T02:31:00.001-07:002012-04-05T02:33:25.623-07:00Minta Tolonglah dengan Sabar dan Sholat (1)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBZaMfG5dFYOTaZkr5J15k4yfFNuGz9dx85BsDSaOLGf2G8JX48hV6jwR22u1pqq_I_Rfyk7LygPVar-k8fVUPH3iV4i6SfhShq86f_cPJXa4Jxznx7pNV7x8KW5JZmEOkO9YB6ap780AG/s1600/Pengingat-sholat.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBZaMfG5dFYOTaZkr5J15k4yfFNuGz9dx85BsDSaOLGf2G8JX48hV6jwR22u1pqq_I_Rfyk7LygPVar-k8fVUPH3iV4i6SfhShq86f_cPJXa4Jxznx7pNV7x8KW5JZmEOkO9YB6ap780AG/s320/Pengingat-sholat.jpg" width="240" /></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span lang="SV" style="color: black;">Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.</span></i><span lang="SV" style="color: black;"> (Al Baqarah 45-46)</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV">Setiap manusia pasti punya masalah. Rasanya tidak ada orang di sekitar kita yang tidak punya masalah, baik besar maupun kecil. Ada yang bermasalah dengan hutang piutang, ada yang punya masalah suaminya berselingkuh, istrinya membangkang, anaknya nakal, jodoh belum ketemu, penyakit yang tidak sembuh-sembuh, belum diberi anak dan lainnya. Substansinya bukanlah pada APA masalahnya, melainkan BAGAIMANA hubungan kita dengan Allah SWT. </span><span lang="FI">Seberat apapun masalah, kalau kita dekat sama Allah, maka masalah itu akan terasa ringan. Dan seringan apapun masalah, kalau kita jauuuuuh dari Allah, maka masalah itu akan terasa berat. </span><span lang="SV">Ada orang yang punya hutang 1 juta rupiah sudah uring-uringan, tidak bisa tidur, stress. Namun ada juga yang punya hutang 1 miliar tapi santai-santai aja, bisa makan enak, dan tidak stress. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV">Ada orang yang ketika tumbuh bisul di tubuhnya sudah gelisah dan merasa tidak leluasa bergerak. Tapi ada juga orang yang di tubuhnya ada tumor tetap masih bisa ketawa-ketiwi, bercengkerama dengan anak, dan bahkan pergi mancing. Semua itu bersumber dari kebersihan hati yang berasal dari kedekatan kepada Allah SWT.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV">Dalam Al Qur’an Allah mengatakan bahwa kita harus meminta pertolongan dengan sabar dan sholat. Sabar adalah kondisi aktif dalam menghadapi masalah. Ketika masih belum dapat kerja, kita masih sabar mengirim surat lamaran ke berbagai perusahaan. Ketika belum punya anak, kita masih bersabar dengan terus mendatangi dokter atau ahli kesehatan reproduksi. Ketika penyakit tak kunjung sembuh, kita masih sabar berobat dan minum jamu. Jadi sabar adalah kondisi yang aktif, bukan <i>nrimo</i>.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV">Umumnya orang bisa bersabar, dan umumnya pula sambil bersabar orang pasti berdoa dalam sholatnya. Lalu kenapa masalah tak kunjung selesai? </span><span lang="FI">Maka yang perlu kita selidiki adalah bagaimana sholat kita. Untuk tulisan pertama ini, saya akan membahas dari segi ketepatan waktu.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="FI">Pembaca Taman Firdaus tentunya adalah orang-orang yang saya tidak perlu ragukan lagi sholat 5 waktunya. </span><span lang="SV">Kita di sini insya Allah pasti mengerjakan sholat lima waktu. Hanya persoalannya adalah, jam berapa kita melakukan sholat tersebut?</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV">Banyak dari kita yang mengerjakan sholat dhuhur mendekati waktu asar, sholat asar pas mau magrib, sholat magrib mendekati isya, sholat subuh pas detik-detik matahari mau terbit. Kita telat menjawab panggilan Allah. Barangkali inilah yang menghambat atau memperlama terkabulnya doa-doa kita.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV">Misalnya dhuhur jam 12, tapi kita baru ngerjain jam 12.30. Ada keterlambatan 30 menit di situ. Kemudian ashar jam 15.30, tapi kita baru ngerjain jam 16.00. Anggap saja satu hari kalau ditotal kita telat 2 jam (yang dijumlahkan dari menit-menit telat setiap masuk waktu sholat). </span><span lang="FI">Berarti seminggu kita telat 14 jam. Sebulan telat 60 jam. Setahun telat 720 jam! Kalau dibagi 24 jam, hasilnya adalah 30! Kita telat memenuhi panggilan Allah selama 30 hari alias 1 bulan!</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="FI">Analogikan begini. Bos di kantor memanggil kita. ”Stafku, coba ke ruangan sebentar!” demikian pintanya. Kita sebagai staf mendengar panggilan itu, tapi kita ga datang-datang. Sebulan kemudian barulah kita ke ruangannya dan berkata, ”Pak, ada apa manggil saya sebulan yang lalu? Oiya, saya boleh minta naik gaji ga bulan ini?” Insya Allah kalau seperti ini, bukan gaji yang kita dapat, tapi SP atau sekalian PHK.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="FI">Karyawan seperti itu jelas karyawan yang akan dinomorduabelaskan kalau ada promosi jabatan, kenaikan gaji, atau bonus prestasi. Dan karyawan seperti ini akan menempati urutan pertama kalau ada program PHK massal dan tidak akan diacuhkan kalau demo menuntut kesejahteraan.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="FI">Demikian juga kalau kita jauh dari Allah. Bagaimana mungkin sholat yang kita kerjakan bisa menolong kita mengatasi persoalan hidup, kalau setiap Allah memanggil kita saat adzan saja kita tidak segera menyambutnya? Kita seringkali tidak adil. Meminta Allah supaya cepat mengabulkan doa kita, tapi tidak pernah cepat saat Allah memanggil kita. Inilah letak masalah pertama kenapa persoalan hidup kita tak kunjung beres.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><i><span lang="FI">Abdullah Ibnu Mas’ud RA berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, amal perbuatan apa yang paling afdhal?” Beliau menjawab, “Shalat tepat pada waktunya.” Aku bertanya lagi, “Lalu apa lagi?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya lagi, “Kemudian apa lagi, ya Rasulullah?” </span>Beliau menjawab, “Berjihad di jalan Allah.”</i><b> </b>(HR. Bukhari)<span lang="FI"></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="FI">Maka mulai saat ini, ubahlah kebiasan buruk kita berkaitan dengan waktu mengerjakan sholat. Benahi dulu sholat kita, maka Allah akan membenahi hidup kita. Bahkan jangan nunggu sampai adzan baru kita sholat, sebelum adzan pun kita sudah standby di atas sajadah. Insya Allah ini adalah langkah awal untuk mengatasi persoalan hidup yang melilit. Wallahu’alam.</span><br />
<br />
<div class="MsoNormal"><b><span lang="SV">Note:</span></b><span lang="SV"> Bagi pembaca yang punya masalah seperti hutang piutang, penyakit, jodoh, atau masalah hidup lainnya, mari bergabung di <a href="http://www.gerakandoakolektif.blogspot.com/" target="_blank"><b><span style="color: blue;">Gerakan Doa Kolektif</span></b></a>. Kita gunakan kekuatan lisan-lisannya anak yatim untuk membantu kita mengetuk pintu langit, sehingga pertolongan Allah turun pada kita. Silahkan bersedekah ke nomor rekening yang tersedia dan mengkonfirmasikannya pada saya. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div></div>Taman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1991764188564034111.post-52940366524009460362012-03-29T00:40:00.001-07:002012-03-29T00:45:35.995-07:00Sedekah adalah Solusi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvm1sdHYHqvEY5iy5AdZBvUvi4Z5kQ-925Dtt0Htqwi_2WWYf8SSlueWqUuuOPP6vddt3YtAe8UPlvvSwW2rZuNR2izkQmSh9jXskZ1YB9Ek3BzkWljtIcqkOeDmoA5ckMVV6YKrclD4nM/s1600/taksi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="176" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvm1sdHYHqvEY5iy5AdZBvUvi4Z5kQ-925Dtt0Htqwi_2WWYf8SSlueWqUuuOPP6vddt3YtAe8UPlvvSwW2rZuNR2izkQmSh9jXskZ1YB9Ek3BzkWljtIcqkOeDmoA5ckMVV6YKrclD4nM/s320/taksi.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal"><i style="color: blue;"><span style="font-size: small;">Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. </span></i><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;">(QS.Al Baqarah:195)</span></span><div style="color: blue;"><br />
</div>Sabtu siang itu saya buru-buru ke kampus UI Salemba buat menyerahkan proposal penelitian S2 kepada petugas bagian sekretariat. Sedianya saya mau berjalan kaki menuju stasiun Cikini untuk pulang ke Bogor, namun karena ada saudara yang mau datang ke rumah sebelum makan siang maka otomatis pilihan saya adalah naik taksi biar cepat.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Saya pun menunggu di depan pagar kampus. Beberapa taksi tidak menepi, sampai akhirnya saya ketemu Taxiku yang berwarna kuning dan menyetopnya. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="IT">“Stasiun Cikini ya, Bang!” kata saya ke si sopir. Entah karena orangnya suka bergaul atau suka mengeluh, dia langsung ngajak saya ngobrol. Ia bercerita bahwa saya adalah penumpang yang pertama sejak seharian dia muter-muter. </span><span lang="FI">Dari tadi tidak ada satu pun yang naik ke taksinya. </span><span lang="SV">Mungkin karena lagi libur panjang sejak Jumat, penduduk Jakarta lagi pada rekreasi ke luar kota. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV">”Saya tadi muter-muter terus, dari RSCM ke Manggarai muter lagi, tapi belum dapet-dapet penumpang. Alhamdulillah ketemu Bapak,” katanya.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV">Saya yang sedikit mengetahui ilmu sedekah menyarankan ia untuk bersedekah setiap pagi sebelum kerja. ”Bersedekahlah kamu, karena sedekah itu memancing datangnya rezeki”, demikian sabda Rasulullah saw.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV">Di luar dugaan saya, si sopir menjawab, “Betul itu Pak, barusan saya abis keliling ga dapat penumpang, mampir ke rumah kakak buat ngopi dan istirahat. Pas mau berangkat lagi, ada pemulung. Ya, kebetulan saya ada uang lebih, saya kasih aja si pemulung itu duit 2 ribu perak...Eeeeh, ga lama keluar, ketemu Bapak.”</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV">”Nah, itu sudah dibuktikan. Besok-besok seperti itu lagi, Bang. Sedekah dulu, baru bekerja.”</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV">Sedekah memang <i>maknyus. </i>Bulan lalu saya mau mencetak buku saya yang berjudul <a href="http://www.jutawanbisnisrecehan.co.cc/" target="_blank"><i style="color: blue;">Menjadi Jutawan dari Bisnis Recehan</i></a>. Saya butuh dana paling tidak 5 juta rupiah untuk tahap awal. Karena sudah tau ’trik’-nya, saya lalu bersedekah sekitar 600 ribu rupiah yang saya bagi ke yatim piatu, lembaga zakat, dan lainnya. </span>Tidak sampai satu bulan, proposal sponsorship saya gol. <span lang="FI">Dana sebesar 5 juta rupiah dari salah satu perusahaan logistik pun cair. </span>Inilah salah satu keajaiban sedekah.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV">Sekarang ini, kalau lagi ada kebutuhan mendesak, saya mencari jalan dengan sedekah. Tentunya ibadah lain tetap saya jalankan seperti sholat sunnah rawatib, tahajud, dhuha dan sebagainya. Sejauh pengalaman saya, Allah SWT tidak pernah mengecewakan hamba-hambaNya yang total berharap kepada pertolonganNya. Wallahu’alam.</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV">Muhammad Zulkifli</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span lang="SV">Note:</span></b><span lang="SV"> Bagi pembaca yang punya masalah seperti hutang piutang, penyakit, jodoh, atau masalah hidup lainnya, mari bergabung di <a href="http://www.gerakandoakolektif.blogspot.com/" target="_blank"><b><span style="color: blue;">Gerakan Doa Kolektif</span></b></a>. Kita gunakan kekuatan lisan-lisannya anak yatim untuk membantu kita mengetuk pintu langit, sehingga pertolongan Allah turun pada kita. Silahkan bersedekah ke nomor rekening yang tersedia dan mengkonfirmasikannya pada saya. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div>Taman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1991764188564034111.post-9384125539032917532012-03-21T19:47:00.001-07:002012-03-21T19:47:57.883-07:00Gerakan Doa Kolektif<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpKp5XJjeDRy70JTPOAOW-e4raAMUhHImYWK77CYhjMPljkgtfL1dOjNGhXA5d3RHrb6SV0uOw-hGcpaL2dD_pwjJNi9Q2906XsJsBl1h-D7mGBubHUe7ljbDBZ6ZAFKtjGCL4znBqm7ou/s1600/yatim.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="215" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpKp5XJjeDRy70JTPOAOW-e4raAMUhHImYWK77CYhjMPljkgtfL1dOjNGhXA5d3RHrb6SV0uOw-hGcpaL2dD_pwjJNi9Q2906XsJsBl1h-D7mGBubHUe7ljbDBZ6ZAFKtjGCL4znBqm7ou/s320/yatim.jpg" width="320" /></a><span style="font-size: small;">Setiap manusia pasti punya masalah. Hutang yang banyak, anak yang nakal, istri yang sulit diarahkan, suami yang selingkuh, atasan yang zalim, teman kantor yang suka memfitnah, calon istri/suami yang membatalkan pernikahan, jodoh yang tidak kunjung datang, penyakit yang menahun, orang tua yang hidup miskin, dan sebagainya. Solusi dari permasalahan itu adalah berdoa agar masalah selesai.</span></div><div></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Doa adalah senjatanya kaum muslim, demikian Rasulullah saw bersabda. Karena itu, dalam keadaan mentok tanpa jalan keluar, doa adalah satu-satunya cara untuk kita bisa keluar dari permasalahan. Namun karena dosa kita sudah sedemikian banyak, maka hendaknya kita minta bantuan dari orang lain untuk mendoakan kita. Dan salah satu bantuan itu adalah <a href="http://www.gerakandoakolektif.blogspot.com/"><span style="color: blue;">DOA ANAK YATIM.</span></a></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Islam sangat memuliakan anak yatim, sehingga Allah menyebut kata “yatim” dalam Al-Qurán sebanyak 23 kali. Karena itu sudah sepantasnya kita perlakukan anak yatim dengan baik, karena hal ini akan menjadikan salah satu ukuran keimanan seorang muslim.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;"><i>tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu menggauli mereka, maka mereka adalah saudaramu dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. </i><i>Dan jika Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.<span style="font-weight: bold;"> </span></i></span><span lang="FI" style="color: black;"><span style="font-weight: bold;">(QS.Al-Baqarah:220)</span></span></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Beberapa hadist tentang anak yatim:</b></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i>Barang siapa yang mengusap kepala anak yatim karena Allah maka baginya kebaikan yang banyak dari setiap rambut yang ia usap. Dan barang siapa yang berbuat baik kepada anak yatim perempuan atau laki-laki maka aku dan dia akan berada di surga seperti ini, Rasulullah SAW mengisyaratkan antara jari telunjuk dan jari tengahnya.</i> (<b>HR. Ahmad dari Abu Umamah</b>)</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i>Sebaik-baiknya rumah di antara orang-orang Islam adalah rumah yang di dalamnya ada anak yatim yang diperlukan dengan sebaik-baiknya, dan seburuk-buruknya rumah adalah rumah yang di dalamnya ada anak yatim namun diperlakukan dengan buruk. Apabila sebuah keluarga memelihara, menyantuni, dan memuliakan anak yatim, Allah SWT akan meliputinya dengan rahmat, kebahagiaan, dan keberkahan.</i> (<b>HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah</b>)</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Untuk itu kami mencoba berinisiatif menghimpun orang-orang yang ingin dibantu doa agar hajatnya tercapai, masalahnya selesai dan hubungannya dengan Allah SWT menjadi lebih baik. Kami mengundang pembaca untuk bersedekah kepada anak-anak yatim yang akan kami pilih, lalu menitipkan doa kepada kami yang nantinya akan dibacakan dan diaminkan bersama mereka. Insya Allah ini bisa mempercepat terselesainya permasalahan-permasalahan kita semua.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Prosedur</b></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Silahkan mentransfer sejumlah uang, berapapun semampunya ke rekening yang ada di bawah ini. Setelah itu, SMS konfirmasi ke 0815 8353134 dengan menyebut nama lengkap dan jumlah transferan serta doa yang ingin dititipkan. Insya Allah setiap 1 bulan sekali kami akan mendatangi panti asuhan dan melakukan doa bersama. Dana yang terkumpul akan dikonversikan dalam bentuk sembako, mainan, alat tulis sekolah, buku pelajaran atau berbentuk uang untuk operasional yayasan yatim piatu. Laporan akan diberikan di situs ini setiap bulannya.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Mari kita bersama-sama berdoa agar segala permasalahan yang sedang kita hadapi saat ini, cita-cita yang ingin kita gapai, bisa dipermudah dan dipercepat oleh Allah SWT dari keberkahan doa anak-anak yatim ini. Insya Allah.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Sebagian kisah dari mereka yang mendapat keberkahan dari doa anak yatim</b></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Ketika saya masih aktif di sebuah yayasan yang menaungi anak jalanan di Jakarta tahun 2006, ada salah seorang istri menteri dari Kabinet Indonesia Bersatu I datang ke daerah Plumpang, Jakarta Utara. Menemui pengurus yayasan, beliau kemudian meminta kepada kami untuk memanggil beberapa anak yang sudah tidak punya orang tua lagi dari kumpulan anak-anak jalanan yang diasuh untuk maju ke depan. Sebagai informasi tambahan, suami ibu ini adalah menteri salah satu departemen yang saat itu kinerjanya sangat buruk dalam penilaian masyarakat. Ketika menteri tersebut memimpin departemennya, banyak kejadian-kejadian yang merugikan masyarakat. </span><span lang="SV" style="color: black;">Karena itu muncul tuntutan publik agar menteri tersebut mengundurkan diri. </span></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="SV" style="color: black;">Singkat cerita, ibu ini minta didoakan oleh anak-anak yatim dari Yayasan Himmata agar suaminya diberi ketabahan, kelapangan dan keberhasilan dalam tanggung jawabnya saat ini. Tidak lupa sebagaimana orang-orang yang punya hajat, beliau pun menyisipkan bingkisan untuk mereka.</span></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Kini suami ibu tersebut sudah tidak menjabat lagi sebagai menteri di departemen tersebut. Oleh Presiden SBY ia diberikan posisi strategis sebagai menteri koordinasi yang membawahi menteri-menteri lain yang membidangi masalah khusus. Bahkan ia digadang-gadang sebagai Presiden RI 2014.</span></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="color: black;">Masih di tahun yang sama, salah seorang kerabat saya menderita tumor otak. Beliau koma hingga berhari-hari. Dokter pribadi yang biasa menangani kerabat saya itu bahkan sudah angkat tangan dan mengatakan tidak ada harapan buat sembuh lagi. Pihak keluarga masih mencoba mencari jalan keluar bagi kesembuhan beliau. Saya yang saat itu sempat melihat kondisi kerabat tersebut, berharap ada keajaiban yang datang dari Allah sehingga beliau bisa pulih dan sehat kembali. Dan saya melihat harapan itu dititipkan Allah melalui Yayasan Al-Aqsa, sebuah yayasan yatim piatu yang berlokasi di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Saya mendatangi yayasan tersebut, menyedekahkan sejumlah uang dan meminta kepada pengurusnya agar nanti malam, ketika anak-anak asuh selesai sholat maghrib, saya mohon agar kerabat saya yang koma itu didoakan kesembuhannya. Hasilnya, beliau tersadar dari koma, sembuh, dan kini sudah bisa berkumpul lagi bersama keluarga tercintanya. Anehnya, dokter pribadi yang mengklaim bahwa sudah tidak ada harapan lagi itu justru sudah meninggal duluan!</span></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="SV" style="color: black;">Dalam Al-Qur’an, kata ”yatim” disebut 23 kali. Ini menunjukkan bahwa Islam sangat memuliakan anak yatim. Tidak heran bagi sebagian besar orang yang memiliki hajat, cita-cita, atau sekedar merayakan ulang tahun, selalu mengundang anak-anak yatim. Bahkan Aburizal Bakrie, ketika berlaga untuk memperebutkan kursi Ketua Umum Partai Golkar menyantuni 1500 anak yatim piatu di Riau. Terbukti akhirnya Ical, panggilan akrab Aburizal Bakrie berhasil memenangkan kompetisi tersebut.</span></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="SV">Tentunya Pembaca bisa menyedekahkan hartanya ke yayasan yatim piatu manapun tanpa harus ke sini. </span>Namun kami menawarkan 'cara lain' dari sekedar bersedekah, yaitu:</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">-Doa yang spesifik, karena nanti akan dibacakan berdasarkan nama donatur dan diaminkan oleh anak-anak yatim piatu</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">-Kegiatan rutin doa berlangsung minimal 1 (satu) bulan sekali</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="SV">-Laporan online via blog</span></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="SV">Bagi yang berminat, silahkan transfer sedekahnya ke:</span></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">BCA 632 023 8411 a.n Muhamad Zulkifli</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">BNI Syariah 0229173530 a.n Muhamad Zulkifli</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="SV"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Yuk, mari kita gabung di <a href="http://www.gerakandoakolektif.blogspot.com/" style="color: blue;">GERAKAN DOA KOLEKTIF</a> ini.</span>.</span></span></div>Taman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1991764188564034111.post-27303386894977550372011-09-28T02:49:00.000-07:002011-09-28T02:49:26.252-07:00Solusi Allah Tidak Sama dengan Solusi Manusia<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <div class="MsoNormal" style="color: blue;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5b0ogRZVDQmExUEeRLtzdjOeaT3SWYd9MYlYKR4Pv146lbfHS7_NRglDnhedPaOexXY7ERc5S-g_yasr2lQj4tNPpWhci7RvFo_tkLOHy3j20jUn2xIeUj7TEyXHU8-MgC_PlhC48mDFR/s1600/hutang.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5b0ogRZVDQmExUEeRLtzdjOeaT3SWYd9MYlYKR4Pv146lbfHS7_NRglDnhedPaOexXY7ERc5S-g_yasr2lQj4tNPpWhci7RvFo_tkLOHy3j20jUn2xIeUj7TEyXHU8-MgC_PlhC48mDFR/s320/hutang.jpg" width="236" /></a><em><span lang="FI">Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung ni`mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (ni`mat Allah). </span></em><em><span lang="FI" style="font-style: normal;">(</span></em><span lang="FI">Q.S.Ibrahim:34)</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;">Ini kejadian nyata tentang seseorang yang ketakutan ketika ditagih hutang. Sebut saja namanya Udin, yang punya hutang 2 juta sama temannya. Sebenarnya ia berjanji bayar pas gajian, namun gajinya ternyata dipakai buat membayar kebutuhan lainnya yang lebih mendesak. <span lang="FI">Udin malu buat menelepon temannya dan minta maaf atas janji yang dia langgar.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><span lang="FI">Saat Udin mau sholat asar, telepon di hapenya berbunyi. Udin cemas bukan kepalang, karena nomor yang tertera di hapenya tersebut adalah nomor kantor temannya itu. Lalu ia men-<i>silent</i> terlebih dahulu untuk kemudian sholat asar (dengan pikiran berkecamuk).</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><span lang="FI">Selesai sholat, ia beristighfar 100 kali, lalu mengeluarkan hapenya dari kantong dan meletakkan di atas sajadah. Ia pun berdoa:</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><i><span lang="FI">Ya Allah, temanku sudah meneleponku barusan, tentu ia akan menagih haknya yang masih hamba pegang. Ya Allah, Engkau tahu kalau hamba tak punya uang sama sekali buat bayar hutang. Engkau juga tahu, bahwa uang 2 juta itu hamba pinjam untuk membahagiakan keluarga hamba di kampung halaman, tidak buat bermaksiat kepadaMu. Ya Allah, bila bakti hamba kepada orang tua di kampung bukan bentuk ketakwaan kepadaMu, maka hamba memohon ampunanMu, dan jadikanlah itu sebagai bentuk ketakwaan hamba kepadaMu. Sungguh hamba malu Ya Allah, bertemu dengan teman hamba itu. Tapi Engkau yang Maha Kuasa, tentu tidak ada yang mustahil bagimu. Sungguh Engkau Maha Kaya dan Maha Pemurah. Berilah hamba jalan untuk mengatasi hutang ini...</span></i></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><span lang="FI">Demikian kurang lebih isi doa si Udin. Selesai doa, ia memiliki kekuatan. Ia keluar dari mushola dan memencet nomor temannya. Temannya pun mengangkat dan mengatakan bahwa ia tadi menelepon Udin. Setelah berbasa basi, maka terjadilah dialog dengan Udin. Sebut saja nama temannya itu Tina.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><span lang="FR">Udin: Tin, gue mau ngaku dosa nih, gue....</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><span lang="FR">Tina : Ah, gue udah bisa nebak kalo lo dah ngomong gitu…kapan lo bisanya ?</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><span lang="FR">Udin : Yah, gue usahain dalam hitungan hari ini..sejujurnya uang lo udah ada, tapi gue pake dulu buat bayar kartu kredit. Ngga kuat bunganya..</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><span lang="FR">Tina : Iya sih, emang kartu kredit kayak gitu..makanya lo mending tutup aja kartu kreditnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><span lang="FR">Udin : Rencana sih gitu, makanya kemaren gue pake itu buat bayar tagihannya, nah 2 hari lagi gue mau narik duit dari kartu kredit gue, buat bayar hutang ke lo..</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><span lang="FR">Tina : Hah ? Oh, jangan Din..udah dah biarin aja, gapapa lo ga bayar sekarang..yang penting lo jangan narik pinjaman lagi dari kartu kredit..bisa kecekek lo gara-gara bunganya..</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><span lang="FR">Udin : Lho ? tapi kan lo juga lagi butuh Tin, gapapa, lagian gue udah janji kok…</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><span lang="FI">Tina : Udah gapapa, gue masih ada kok..Kira-kira lo bisa balikin kapan ?</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><span lang="FI">Udin: Kalo ga pake kartu kredit, ya masih lama Tin, kira-kira sebulan lagi..</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><span lang="FI">Tina: Ya wes gapapa, yang penting jangan sampe lo pake kartu kredit lagi buat bayar utang...</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><span lang="FI">Udin: Waduh, gue jadi ngga enak...makasih banget ya Tin...</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><span lang="FI">Tina: hahaha....biasa ajalah Din...</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><span lang="FI">Demikianlah dialognya. Semudah itu. Allah memang tidak tiba-tiba memberikan segepok uang 2 juta ke Udin, tapi Dia berikan solusi yang lain: perpanjangan waktu hutang, kemudahan dari orang yang dihutangin, dan tentu saja persahabatan yang tetap terjaga. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><span lang="FI">Seringkali kita memaksa Allah SWT memberikan solusi sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Padahal solusi dari Allah jelas lebih baik bila kita mengetahuinya. Wallahu’alam.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><span lang="FI">Muhammad Zulkifli </span></div>Taman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1991764188564034111.post-71097391804375562612011-09-20T02:44:00.000-07:002011-09-20T02:44:06.962-07:00Menikah = Kaya?<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFDQraQfu49bSD-Au0VjV5qRGOhUuL8RvYPhng3FrWrDWRzduD2ajR4K-ZNFdOZvxHo9OHcPzVMqTYa1nhmDoFQkS98ewOAAuV54Ui_frlhSZL9iMw4MnnGvBcxGuUnoQ4xa0jnQp4ruA2/s1600/14749-menikah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFDQraQfu49bSD-Au0VjV5qRGOhUuL8RvYPhng3FrWrDWRzduD2ajR4K-ZNFdOZvxHo9OHcPzVMqTYa1nhmDoFQkS98ewOAAuV54Ui_frlhSZL9iMw4MnnGvBcxGuUnoQ4xa0jnQp4ruA2/s320/14749-menikah.jpg" width="240" /></a></div><div class="MsoNormal" style="color: blue; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="selengkapnya"><i>Aku heran dengan orang yang tidak mau mencari kekayaan dengan cara menikah. Padahal Allah berfirman : Jika mereka miskin, maka Allah akan membuat mereka kaya dengan KeutamaanNya </i>(Umar bin Khattab RA)</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ada sebuah cerita menarik yang saya peroleh dari salah seorang jamaah ketika saya sedang mengisi pengajian di Bogor. Kebetulan tema yang saya angkat adalah pernikahan, sekaligus membahas buku terbaru saya hasil kolaborasi dengan Ustad Hepi Andi berjudul <i>Buku Pintar Suami Istri.</i></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ketika pembahasan tentang pernikahan sampai pada bab rezeki, salah seorang jamaah bercerita tentang seorang temannya. Sebut saja bernama Andi. Dia adalah seorang pengusaha sukses, pemimpin perusahaan yang produknya sudah tersebar ke negara-negara lain. Bisnisnya berkembang. Kehidupannya sedemikian nikmat. Hingga sampai pada tahap klimaks: ia bercerai dengan istrinya.</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Jamaah tersebut tidak bercerita mengapa Andi bercerai dengan istrinya. Hanya saja, 3 minggu setelah perceraian, omset bisnisnya menurun. Terus terjun bebas ke titik paling rendah. Dan hasilnya bisa ditebak: Andi jatuh bangkrut.</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Di kisah yang berbeda. Sebut saja namanya Danu. Ia menikah dengan seorang wanita yang berasal dari keluarga yang secara ekonomi lebih baik dari keluarganya. Dari mulai menikah hingga memasuki tahun-tahun yang panjang, keluarga besar istrinya lah yang selalu menjadi nomor satu ketika Danu mengalami kesulitan finansial. Kalaupun keuangannya mencukupi, saudara-saudara iparnya juga suka membantu Danu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti perabot rumah tangga, televisi, beli rumah, dan lainnya. Danu bisa membeli rumah dengan bantuan DP dari kakak iparnya, yang harus ia cicil setiap bulan. Danu bisa memiliki tempat tidur yang nyaman hasil dari hadiah mertuanya. Istri Danu bisa membuka usaha kecil-kecilan dari modal yang juga merupakan pinjaman lunak tanpa bunga dari kakak iparnya. Bahkan tanpa disangka-sangka, Danu yang tidak punya televisi pun mendapat hadiah televisi gratis dari kakak istrinya juga.</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pernah Danu berpikir, seharusnya tanpa menikah dengan dirinya, istrinya bisa lebih bahagia. Bahkan berkecukupan. Bukankah ia dikelilingi oleh saudara-saudara kandung yang penyayang serta orang tua yang perhatian? <span lang="FI">Sementara orang tua Danu sendiri dan saudara kandungnya tidak bisa memberikan perhatian berupa materi seperti itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="FI">Pernikahan adalah gabungan dua rezeki anak manusia. Ketika Andi bercerai, rezeki istrinya yang harusnya bisa ia nikmati melalui bisnisnya itu pun akhirnya ikut ’terangkut’ dari kehidupan. Dan sebaliknya, ketika Danu menikah, istrinya yang sebelumnya tidak punya rumah sendiri, tidak punya usaha sendiri, tiba-tiba mendapati semua itu dalam kehidupan rumah tangganya. Hanya saja Allah memberikan rezeki tersebut melalui keluarga istrinya.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="FI">Tidak perlu bersikap sombong bagi seorang istri yang memiliki keluarga perhatian sehingga segala kebutuhan rumah tangganya dibantu oleh saudara-saudaranya. Sebab bisa jadi itu adalah rezeki suaminya yang Allah titipkan melalui keluarga istrinya, dan bisa jadi juga keluarga istrinya tersebut mendapat limpahan rezeki yang berlimpah karena keberkahan yang Allah berikan dari pernikahan saudaranya.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="FI">Dan jangan pula bersikap sombong lelaki yang telah sukses membangun karir dan bisnis sehingga memiliki penghasilan yang berlebihan. Sebab seringkali rezekinya itu berasal dari rezeki yang sudah Allah tetapkan buat istrinya, sehingga ketika terjadi perceraian, rezeki istrinya sudah tidak berhak ia terima lagi. Wallahu’alam.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="FI">Muhammad Zulkifli </span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div>Taman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1991764188564034111.post-6913161232175458522011-09-14T02:24:00.000-07:002011-09-14T02:24:23.077-07:00Jangan Batalkan Niat Baik!<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div class="MsoNormal"><b><br />
</b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGNcTmadn4v2PrbYW8vb8YoeMJq9unwUmJQjciZ9Ag0ObOVxAnlqNqog7nUrb0pevIPqO3oS1u0OzgOELwNgyrnRnRSypPsC03y7YKvxzRv8AFVmegw2-A105oWFE_xGKG2YVpRsU9c9Vk/s1600/mobil+nabrak.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="219" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGNcTmadn4v2PrbYW8vb8YoeMJq9unwUmJQjciZ9Ag0ObOVxAnlqNqog7nUrb0pevIPqO3oS1u0OzgOELwNgyrnRnRSypPsC03y7YKvxzRv8AFVmegw2-A105oWFE_xGKG2YVpRsU9c9Vk/s320/mobil+nabrak.jpg" width="320" /></a></div><br />
<div style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span><span style="font-size: small;"><em style="color: blue;">Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.</em></span><span style="color: blue;"> (QS.2: 148)</span></span></div><div style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Saat itu masih sore. Kami baru pulang bersilaturahim dari rumah salah seorang <span> </span>tante di Bintaro yang suaminya baru meninggal karena kecelakaan. Perjalanan menggunakan mobil kijang tua yang saya setir sendiri. Dari rumah hingga Bintaro lancar dan nyaris tidak ada yang menghambat. <span lang="FI">Setelah selesai sholat Jumat dan bertamu, kami pun pulang ke Bogor. Sampai di tol Jagorawi jarum jam menunjukkan pukul 4 sore. Saya pun berniat untuk sholat asar di rest area Cibubur.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="FI">Sampai di Cibubur, setelah membeli cemilan buat perjalanan, saya melirik jam lagi. Pukul 4 lewat dikit. Jarak antara rest area ke Bogor hanya 30 menit paling lama. </span>Saya pun berpikir, ’Ah, mending sholat asarnya di rumah saja!’</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="FI">Perjalanan pun dilanjutkan. Di dekat pintu tol Cibubur, terjadi kemacetan. Saya merogoh dompet sambil tetap menekan gas pelan-pelan. Namun.....BRAK! Kijang tua kami pun mencium sebuah CRV mewah yang juga berhenti <span> </span>persis di depan kami. Saya kaget dan lemas. Terbayang sudah berapa juta yang harus saya keluarkan buat mengganti body mobil mewah ini. Selama pengalaman bertahun-tahun menyetir, dalam posisi ngebut di tol, belum pernah sekalipun saya menabrak atau ditabrak. Sekarang dalam posisi yang sangat pelan, saya menabrak mobil orang!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Saya turun, begitu juga pengemudi CRV tersebut. Beruntung, CRV tersebut tidak rusak. Malah bemper dan spion kijang kami yang hancur. Ini berarti cost saya hanya untuk mengganti bemper kijang ini, yang notabene adalah milih mertua. </div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dalam perjalanan pulang saya terdiam. Mengapa saya bisa menabrak mobil orang justru di saat pelan dan macet seperti ini?</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Saya lalu beristighfar. Barangkali inilah hukuman akibat menunda sholat ketika sudah masuk waktunya! Seandainya saja saya mau meluangkan waktu 10 menit untuk sholat asar dulu, tentunya peristiwa ini tidak akan pernah terjadi.</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="FI">Empat tahun sebelumnya, kejadian yang peris sama ini pernah juga saya alami. Saat itu bulan Ramadhan, dan saya berniat untuk itikaf. Namun begitu malam tiba, saya mengurungkan niat. Mendadak rasa malas muncul. Akhirnya saya membatalkan niat baik tersebut dan memilih menghabiskan malam untuk beristirahat saja. Saya pun masuk ke kamar mandi untuk bersih-bersih sebelum tidur. Namun apa yang terjadi? Kran air yang biasanya tidak ada masalah, mendadak patah dan copot dari pipanya. Otomatis air mengucur tanpa bisa dihentikan! Saya lalu mencoba-coba cari akal untuk menghentikannya. Namun butuh waktu, tenaga, alat, dan bahkan bantuan orang lain untuk bisa menghentikan derasnya air dari pipa yang patah itu. Akhirnya cukup lama juga air itu bisa berhenti. Saya pun tidak bisa tidur dengan nyenyak karena sumbatan sementara yang kami buat terkadang suka copot dari pipa patah tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="FI">Pembaca Taman Firdaus yang dirahmati Allah SWT, bila Anda sudah punya niat baik, maka janganlah mencari alasan untuk membatalkannya. Sebab bisa jadi niat tersebut sudah dijadikan Allah SWT sebagai penghambat musibah, lalu penghambat tersebut diangkat kembali seiring dengan saat Anda membatalkan niat tersebut. Wallahu'alam.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="FI"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="FI">Muhammad Zulkifli</span></div>Taman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1991764188564034111.post-18293728865590400712011-09-11T02:12:00.000-07:002011-09-11T02:14:57.203-07:00Awas! Jangan-jangan Engkaulah Panutan Orang!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHMEn2Gu7eV3ayFnaYZXdPfSw7U7eEufuvqf6FZ21_QDQ6EenhYuXVfEuIQur8qy3SsUyTmZyPVhvlCeTPlMLryFtmGs5BtgvseioRZMq9srSmU0nU9DHYt6cAb5dTXSvy4KxEK9kIqYXB/s1600/20110826-orang_minum_susu.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHMEn2Gu7eV3ayFnaYZXdPfSw7U7eEufuvqf6FZ21_QDQ6EenhYuXVfEuIQur8qy3SsUyTmZyPVhvlCeTPlMLryFtmGs5BtgvseioRZMq9srSmU0nU9DHYt6cAb5dTXSvy4KxEK9kIqYXB/s1600/20110826-orang_minum_susu.jpg" /></a></div><br />
<div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Bulan Ramadhan kemaren kebetulan di kantor ada pekerjaan ke luar kota, bahkan di luar pulau. Kami satu tim harus berangkat ke Pulau Tidung, salah satu bagian dari Kepulauan Seribu. Berangkat jam 6 pagi dan sampai di sana sekitar jam 8.30. Masih ada waktu berleha-leha sebelum memulai pekerjaan.</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Zaid, sebut saja begitu, adalah salah satu karyawan di perusahaan tempat saya bekerja. Ia dikenal sebagai seorang ‘ustad’ di lingkungan kantor. Ia juga suka melakukan puasa sunnah Senin Kamis. Di luar itu, Zaid juga pernah mengisi kultum di majelis taklim kantor selama bulan puasa.</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sebenarnya selain Zaid setidaknya ada 6 orang muslim yang ikut rombongan tersebut. Namun ada beberapa orang di antaranya yang sama sekali tidak (berniat) puasa.Bahkan sejak mau berangkat pun niat untuk menjalankan ibadah setahun sekali ini tidak terbersit di hati mereka. Malah salah satu orang yang awalnya puasa, begitu sampai Pulau Tidung dan disuguhi es kelapa segar dari pemilik losmen, mendadak luntur pertahanannya dan akhirnya ia pun membatakan puasa tepat pukul 10 pagi.</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Di antara yang berpuaaa, ada seorang teman yang masih istikomah untuk melanjutkan hingga Maghrib. Sebut saja namanya Pak Timmy. Beliau bersama beberapa orang yang masih menjalankan ibadah shaum mampu menyelesaikan hingga azan maghrib berkumandang. Meski panas menyengat, godaan dari teman-teman yang tidak puasa demikian menggelitik, ditambah sekotak <i style="mso-bidi-font-style: normal;">cooler box</i> berisi minuman softdrink dingin benar-benar mengganggu pertahanan iman. Tapi Pak Timmy akhirnya mampu menuntaskan ibadah puasanya.</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Siapakah Pak Timmy? Beliau bukan ustad, bukan pula orang yang fasih berbicara agama. Sholatnya masih tergolong jarang-jarang. Bahkan kalau ada yang menyuguhkan minuman keras model <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Jack Daniels </i>pun ia terima dan menikmatinya. Secara agama, Pak Timmy sama sekali tidak bias dijadikan rujukan. Karena itulah suatu ‘prestasi’ ketika ia berhasil lulus di hari ketika justru godaan untuk batal demikian banyak.</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ternyata ketika ditanya, ia menjawab dengan jujur bahwa ia ikut Zaid saja dalam menjalankan puasa pada hari itu. Kalau Zaid puasa, ia ikut puasa. Kalau tidak, maka ia pun tidak puasa.</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Subhanallah…</i>Demikian besar pengaruh seseorang yang dianggap teladan terhadap perilaku orang lain. Pak Timmy memang menganggap Zaid sebagai rujukan dalam beragama. Seandainya saja Zaid tidak puasa, atau membatalkannya di tengah hari, maka ia tidak saja merugikan dirinya sendiri, melainkan juga ‘menjerumuskan’ orang lain, dalam hal ini Pak Timmy. Zaid telah menjadi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">uswatuh hasanah</i> atau teladan yang baik dalam skala kecil.</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Maka jika ada orang lain yang menganggap Anda adalah panutan, teladan, dan contoh yang baik, maka berhati-hatilah dalam berperilaku. Sebab bila perilaku Anda merusak, maka Anda juga ikut merusak perilaku orang lain. Namun bila ternyata justru perbuatan Anda menjadi jalan hidayah buat orang lain, maka itu lebih baik daripada unta merah.</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: blue; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="background: none repeat scroll 0% 0% white;">Rasulullah SAW juga bersabda,"<i>Wahai Ali, sungguh sekiranya Allah memberi hidayah kepada seseorang karena dakwahmu, itu lebih baik bagimu daripada unta merah." (HR. Bukhari-Muslim)</i></span></div><div class="MsoNormal" style="color: blue; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><i><span style="background: none repeat scroll 0% 0% white; font-style: normal;">Maka berhati-hatilah, sebab siapa tahu engkalulah suri tauladan orang lain! Wallahu’alam.</span></i></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><i style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="background: none repeat scroll 0% 0% white; font-style: normal;">Muhammad Zulkifli</span></i><span style="color: black;"></span></div>Taman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1991764188564034111.post-65808433070572959922011-09-09T02:22:00.000-07:002011-09-09T02:25:20.481-07:00Berhati-hatilah terhadap Rezekimu!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiA0gpvrEZ6tEckTqFFeO6oaVgT9MuxIDtjdktcClVt-ezJMpP37c03dzh6TOKa4eP55vQvGChnCMbhI3Sec12dYqeF8vGzu-B5isNiKqT8HFzkWPRfrdf4MM_IkFXHb8xJ5hEDDHakylQ7/s1600/penjara.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiA0gpvrEZ6tEckTqFFeO6oaVgT9MuxIDtjdktcClVt-ezJMpP37c03dzh6TOKa4eP55vQvGChnCMbhI3Sec12dYqeF8vGzu-B5isNiKqT8HFzkWPRfrdf4MM_IkFXHb8xJ5hEDDHakylQ7/s320/penjara.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI"><i style="color: blue;"> </i></span><br />
<span lang="FI"><i style="color: blue;">Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah usaha mencari rezeki karena jiwa tidak akan mati sampai sempurna rezekinya walaupun kadang agak tersendat-sendat. Maka, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah dalam mengusahakannya, ambillah yang halal dan buanglah yang haram.</i> <span style="color: blue;">(HR. Ibnu Majah)</span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><span lang="FI">Idul Fitri kemarin saya mudik ke Batam, kampung halaman tempat menghabiskan masa kecil dan remaja saya. Untungnya lingkungan kampung tidak begitu banyak berubah dibanding ketika saya masih sekolah dasar dulu. Yang berubah adalah beberapa tetangga saya yang sudah menjadi Opa-Oma, dan teman-teman saya pun sudah banyak yang menikah dan punya anak.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><span lang="FI">Ustad Febri, sebut saja begitu, adalah guru mengaji saya ketika masih kecil dulu. Ia adalah sosok sederhana yang menghidupi keluarganya dari warung kecil dan mengajar di masjid kami. Dan alhamdulillah hingga saya pulang kemarin, beliau masih aktif dan bahkan masih menjadi salah satu pengurus di masjid Daarut Takwa, masjid kami yang sudah berumur puluhan tahun itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><span lang="FI">Ustad Febri punya 3 orang anak, dan 2 di antaranya saya kenal baik dan menjadi teman main semasa kecil. </span>Dimas dan adiknya Anto. Mereka, selayaknya anak seorang ustad, tumbuh sebagai anak-anak yang sholeh dan pintar mengaji. Si Sulung Dimas bahkan pernah mengajar anak-anak yang lebih tua darinya (termasuk saya sendiri) mengaji. Sementara si Anto juga tidak kalah jauh dari abangnya dalam hal kemampuan baca Al Qur’an.</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;">Tapi manusia memang tidak dididik oleh orang tuanya saja. Lingkungan juga turut menjadi guru bagi perkembangan karakter seseorang. Anto dewasa bukanlah menjadi seorang ustad sebagaimana ayahnya. Anto dewasa justru memilih profesi yang paling beresiko dan dikutuk banyak orang tua manapun di muka bumi ini: Bandar narkoba.</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><span lang="FI">Anto harus menghabiskan sebagian umurnya di balik jeruji besi. Ia divonis 18 tahun penjara. Dan kemarin ia baru menyelesaikan masa 1 tahun penjaranya. Masih butuh 17 tahun lagi untuk menginap di hotel prodeo itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><span lang="FI">Pernah saya terpikir, dosa apakah yang dibuat Ustad Febri sehingga ia memiliki anak yang 180 derajat berbeda dengan dirinya? Akhirnya saya mencoba mengorek-ngorek memori masa kecil saya, dan teringatlah saya pada satu saat main ke warung Ustad Febri. Di salah satu raknya berderet minuman merek Heineken dan Tiger. Apakah rezeki penjualan hasil minuman keras ini yang menjadi penyebab tumbuhnya pikiran haram dalam otak Anto? Wallahu’alam. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><span lang="FI">Muhammad Zulkifli</span></div>Taman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1991764188564034111.post-68675086508845175982010-12-13T22:54:00.000-08:002011-09-09T02:26:36.149-07:00Menghafal Qur'an<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeQ7PVcJm8HfXp_VNplmBAL0PgLe2ElzIDoQc2myv2zjm8QYYtqIwm6_YimyWIh4I6XDjzKhfWmqYmnvwxQno9jBI8CfaoCcLROpdvCoCwk16iLCDqNrlDlAVWzup6vkIlXqY3Ghzm-bVI/s1600/anak-pintar.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeQ7PVcJm8HfXp_VNplmBAL0PgLe2ElzIDoQc2myv2zjm8QYYtqIwm6_YimyWIh4I6XDjzKhfWmqYmnvwxQno9jBI8CfaoCcLROpdvCoCwk16iLCDqNrlDlAVWzup6vkIlXqY3Ghzm-bVI/s200/anak-pintar.jpg" width="188" /></a><br />
<div style="color: magenta;">Di daerah Kalimalang, Jakarta Timur, baru2 ini ada peresmian Majelis Mutiara Qur'an (MMQ.</div><div style="color: magenta;"><br />
</div><div style="color: magenta;">Ustad Hepi Andi Bastoni, penulis buku dan mantan wartawan Sabili bercerita kepada kami bahwa ada dua murid yang berhasil menghafal 3 juz dan juga 5 juz Al Qur'an</div><div style="color: magenta;"><br />
</div><div style="color: magenta;">Menghafal Al Qur'an memang menjadi cita2 setiap muslim, termasuk saya sendiri yang masih jauh dari 30 juz.</div><div style="color: magenta;"><br />
</div><div style="color: magenta;">Tapi mendengar cerita ada 2 orang yang berhasil menghafal beberapa juz, membuat saya termotivasi.</div><div style="color: magenta;"><br />
</div><div style="color: magenta;">Lho, bukankah sekarang banyak orang yang menghafal Al-Qur'an? Bahkan lebih banyak dari sekedar 5 juz?</div><div style="color: magenta;"><br />
</div><div style="color: magenta;">Betul sekali, tapi yg membuat saya termotivasi adalah, bahwa yang menghafal 3 juz dari cerita Ustad Hepi ini adalah bocah yang baru berumur 1,5 tahun! Ya betul! Saya tidak salah ketik: 1,5 tahun. Benar2 masih balita..Dan sang kakak yang berumur 3 tahun sudah menghafal 5 juz! Semuanya dibuktikan di hadapan hadirin pada acara peresmian MMQ tersebut.</div><div style="color: magenta;"><br />
</div><div style="color: magenta;">Tidak usah membandingkan dengan mereka yang sudah berumur lanjut, tapi baru belajar membaca Al-Qur'an. Bukan, bukan karena mereka tidak punya waktu buat belajar, tapi karena tidak punya keinginan ketika mereka masih muda. Kini ketika sudah tua, tidak ada kegiatan, maka barulah mulai belajar membaca Al-Qur'an..Kitab suci ini dianggap pengisi waktu luang di kala senja, dan bukan starting point dimulainya kehidupan seseorang.</div><div style="color: magenta;"><br />
</div><div style="color: blue;"><span style="color: magenta;">Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah Saw bersabda:</span> “<i>Penghafal Al Quran akan datang pada hari kiamat, kemudian Al Quran akan berkata: Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan), Al Quran kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah, maka orang itu diapakaikan jubah karamah. Kemudian Al Quran memohon lagi: Wahai Tuhanku ridhailah dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan</i>” (HR. Tirmidzi, hadits hasan {2916}, Inu Khuzaimah, Al Hakim, ia menilainya hadits shahih)</div><div style="color: blue;"><br />
</div><div style="color: blue;"><span style="color: magenta;">Di usia kita yang sekarang, sudah berapa juz yang kita hafal? Wallahu'alam.</span><br />
<br />
<span style="color: magenta;">Muhammad Zulkifli </span></div><div style="color: blue;"><br />
</div>Taman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1991764188564034111.post-5484720014566272022009-12-02T23:43:00.001-08:002011-09-09T02:27:07.787-07:00Rezeki Tidak Kemana-Mana<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CAdmin%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:8.5in 11.0in;
margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> <br />
<div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHLgr2UUPZeIDXKgh3NiUXH0AX_GwpCAxdjKVeEHSojFWF4SwOUtFAnUaCzR7njF2Tp7KJfYWyHdifIfSmdSpttnHa5AmbdozsC2MllHKVJt3QnZk93UwznY_WD1xlnqWB4JfLui23tG8u/s1600-h/Westons-English-Biscuits-box-1923.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHLgr2UUPZeIDXKgh3NiUXH0AX_GwpCAxdjKVeEHSojFWF4SwOUtFAnUaCzR7njF2Tp7KJfYWyHdifIfSmdSpttnHa5AmbdozsC2MllHKVJt3QnZk93UwznY_WD1xlnqWB4JfLui23tG8u/s200/Westons-English-Biscuits-box-1923.jpg" /></a><i><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt;"><span style="color: blue;">Rezeki memang rahasia Allah. Tapi semoga apa yang saya alami ini bisa menambah ibroh bagi pembaca semua. </span><o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt;">Ketika kami selesai melakukan wukuf di Arafah, malamnya kami santai-santai di dalam tenda sambil nunggu bus jemputan yang akan mengangkut ke Muzdalifah. Sambil menunggu, saya tidur-tiduran karena memang tidak ada aktivitas yang berarti. Di dalam tenda tidak ada lampu/petromax sehingga kami tidak bisa tilawah atau membaca buku. </span><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 11pt;">Sementara jamaah lain ada yang memilih ngobrol satu sama lain.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 11pt;">Tidak lama kemudian datang seorang Arab (seingat saya dia bukan petugas haji) membawa gerobak berisi berkotak-kotak makanan ringan/cemilan. </span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt;">Spontan semuanya pada menghampiri orang tersebut dan berebut mengambilnya, termasuk saya. Namun “<st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">malang</st1:place></st1:city>” bagi saya, kotak tersebut keburu habis. Padahal dilihat dari kemasannya yang besar serta ekslusif, saya menerka kalau makanan ringan yang diberikan secara gratis tersebut pasti mahal dan enak. Tapi saya berpikir mungkin ini bukan rezeki saya. </span><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 11pt;">Apalagi selain kami, jamaah lain di tenda-tenda tetangga juga pada berebutan. Otomatis kecil kemungkinan bagi saya untuk mendapatkannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt;">Saya memilih rebahan lagi dipinggir tenda sambil menatap langit Arafah. Tidak lama saya rebahan, tiba-tiba datang orang Arab lainnya membawa gerobak baru yang berisi penuh dengan berkotak-kotak makanan ringan tadi, berhenti dan menjatuhkannya persis di samping saya! Saya kaget! Di saat orang lain berebutan, saya dengan mudahnya mendapatkannya dan bukan hanya satu, tapi berkotak-kotak! Segera saya ambil 3 kotak, 1 untuk saya dan 2 lagi untuk orang tua. Jamaah lainnya ikut mengambil di samping saya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: magenta; font-family: Arial; font-size: 11pt;">Baru-baru ini saya membaca sebuah artikel bagus dari Ustad Yusuf Mansur. </span><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 11pt;"><span style="color: magenta;">Kata beliau, kalau dunia mau datang kepada kita, sikap kita adalah pura-pura tidak mau menerimanya. Kalau sikap kita mengejar-ngejar dunia, maka dunia akan lari dari kita. Erbe Sentanu, pelopor Quantum Ikhlas juga menyebutkan, kalau kita mengikhlaskan keinginan kita, insya Allah keinginan tersebut akan cepat tercapai ketimbang kita ngotot mengejar keinginan tersebut. </span><i style="color: magenta;">Wallahu’alam.</i></span><br />
<br />
<span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 11pt;"><span style="color: magenta;">Muhammad Zulkifli </span><o:p></o:p></span></div>Taman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1991764188564034111.post-44821191085725373572009-11-23T20:42:00.000-08:002011-09-09T02:27:30.835-07:00Pengemis = Preman?<div style="color: blue; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqUlPbJf9sqfcs_WxmWaKmBNK3IdXJh3fiLZ8gIa4sItt81zU5xDiZ1mz5QOdjxfsy_pIR09MC8LnXHZhTT3QDsQLMC10rQrYH731UsL0bZ00285IOyQL9rOpaCzREA4PeJYdLmtmPoJcQ/s1600/pengemis_splima.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqUlPbJf9sqfcs_WxmWaKmBNK3IdXJh3fiLZ8gIa4sItt81zU5xDiZ1mz5QOdjxfsy_pIR09MC8LnXHZhTT3QDsQLMC10rQrYH731UsL0bZ00285IOyQL9rOpaCzREA4PeJYdLmtmPoJcQ/s320/pengemis_splima.jpg" /></a><span style="font-size: small;">Diriwayatkan dari az-Zubair bin al-‘Awwâm Radhiyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda:</span></div><div style="color: blue; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: blue; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">لَأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ فَيَأْتِيَ بِحُزْمَةِ حَطَبٍ عَلَى ظَهْرِهِ فَيَبِيْعَهَا فَيَكُفَّ اللهُ بِهَا وَجْهَهُ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ، أَعْطَوْهُ أَوْ مَنَعُوْهُ.</span></div><div style="color: blue; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: blue; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">"Sungguh, seseorang dari kalian mengambil talinya lalu membawa seikat kayu bakar di atas punggungnya, kemudian ia menjualnya sehingga dengannya Allah menjaga wajahnya (kehormatannya), itu lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada orang lain, mereka memberinya atau tidak memberinya".</span></div><div style="color: blue; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Sudah menjadi kebiasaan di Indonesia, ketika bulan Ramadhan tiba jalan-jalan penuh dengan peminta-minta. Mulai dari anak-anak, ibu-ibu muda yang gendong bayi, nenek-nenek, bapak-bapak yang renta, sampai mereka yang cacat fisiknya. Entah siapa yang mengkoordinir, tiba-tiba mereka muncul di tengah-tengah kita, tersebar di berbagai titik dan berkumpul di dekat masjid serta lampu merah. </span></div><div style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Saya tidak menyangka juga kalau ternyata budaya mengemis ini ’diimport’ oleh masyarakat Arab Saudi dari kita. Menjelang musim haji begitu banyak pengemis berkeliaran di sekitar masjid Nabawi dan Makkah. Pengemis di Makkah lebih banyak daripada di Madinah. Sepanjang jalan saya menuju Masjidil Haram dari maktab, berbagai ”jenis” pengemis tampil di sana, mulai dari yang tidak punya kaki, tidak punya tangan, tidak punya kaki dan tangan, dan ada juga yang lengkap anggota tubuhnya tapi mengejar-ngejar jamaah untuk minta duit. Selain itu, kalau pengemis Indonesia ’malu-malu’ menunjukan uang yang ia dapatkan dari hasil ”kerjanya”, tapi pengemis di sana justru memamerkan tumpukan uang hasil pemberian jamaah yang ’kasihan’ padanya dengan terang-terangan. Dan uniknya lagi, kalau pengemis Indonesia menerima uang dengan sikap pasif, tapi kalau pengemis sana justru secara agresif merebut uang dari tangan jamaah yang mau memberi.</span></div><div style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Pengemis di sana barangkali tahu kalau doktrin yang disuntikan kepada jamaah haji, khususnya dari Indonesia, adalah bila menemukan tukang minta-minta berikan sebagian uangmu. Doktrin ini sama seperti kalau bulan Ramadhan harus banyak-banyak bersedekah. Ini tidak salah, tapi sangat berlebihan. Budaya memberi tanpa pandang bulu ini ternyata menimbulkan sifat pemalas dan mental peminta di kalangan umat Islam. Sebab banyak dari masyarakat kita yang marginal secara sosial tapi mampu bertahan hidup dengan bekerja tanpa harus menjadi pengemis. Perhatikanlah secara seksama, banyak para pemulung yang ternyata sudah berumur sangat tua. Mereka memilih cara bertahan hidup dengan cara memulung, bukan mengemis. Lihat juga tukang sapu di jalalan, ternyata tidak sedikit yang wanita tua, yang seharusnya di umur seperti itu sudah bisa menikmati hidup dan bermain dengan cucu. Sekali-kali juga pandanglah tukang koran di lampu merah, selain anak kecil atau remaja, ternyata ada juga kakek-kakek di antara mereka. Semua ini menunjukkan bahwa mengemis itu adalah budaya, dan bukan karena dampak akibat ketidakadilan sosial.</span></div><div style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Ketika saya sedang berada di Singapura, saya menemukan hal menarik lainnya berkaitan dengan mengemis. Ternyata di sana banyak orang tua yang sudah sangat sepuh bekerja di tempat-tempat yang ”kurang layak” untuk orang seumuran mereka, misalnya sebagai penjaga toilet umum, sopir taksi, pelayan restoran, bahkan cleaning service di mal. Pemerintahnya (dan mungkin juga rakyatnya) telah berhasil membangun mental kemandirian, bahwa umur dan kekurangan tidak bisa dijadikan alasan untuk menjadi tukang minta-minta.</span></div><div style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: magenta; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Umat Islam perlu membangun mental kemandirian ini, karena Rasulullah saw sudah mewanti-wantinya 1400 tahun yang lalu. Sebab mental meminta itu bisa bergeser menjadi mental pemalak. Seperti pengalaman saya ketika dikejar lima orang pengemis gara-gara saya memberi salah satu dari mereka uang sebesar 1 Real, dan teman-temannya mengejar saya untuk ”minta jatah” yang sama. Saya baru ”selamat” dari pengejaran ini setelah masuk ke wartel, dan kelima pengemis itu diusir oleh pemilik wartel. Ternyata di Tanah Suci, perbedaan antara pengemis dan preman di sana sedemikian tipis. Hanya mungkin profesi preman di sana tidak pernah mendapat ”status” dari masyarakat. Wallahu’alam.</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Muhammad Zulkifli </span></div>Taman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1991764188564034111.post-63690799295537085062009-11-17T01:41:00.001-08:002011-09-09T02:27:51.918-07:00Utamakan Akhlak dibanding Fikih<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CAdmin%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:8.5in 11.0in;
margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> <br />
<div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAhgm2K1F3T5XciLj-G7oy-i_veUhtkYR02wa2bf3XMTAXJXQCGJUPjJZLvDzMjYxIPrjOvxYcqDCrj8IQpLizKxW9W4p3PWrlgfN5_X3UoGf0GdjsYwCILLkcRCjP-P2H8lr4Mk7LIFsj/s1600/ka%5Ebah007.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAhgm2K1F3T5XciLj-G7oy-i_veUhtkYR02wa2bf3XMTAXJXQCGJUPjJZLvDzMjYxIPrjOvxYcqDCrj8IQpLizKxW9W4p3PWrlgfN5_X3UoGf0GdjsYwCILLkcRCjP-P2H8lr4Mk7LIFsj/s320/ka%5Ebah007.jpg" /></a><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Alhamdulillah, di tahun 2002 saya dan kedua orang tua mendapat rezeki dari Allah SWT untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Suka duka dan sepenggal hikmah telah saya dapatkan selama 40 hari di <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">sana</st1:place></st1:city>, dan khusus menyambut Idul Adha saya akan menulis tentang apa dan bagaimana proses saya selama menjalani ibadah. Insya Allah bukan untuk riya atau pamer, tapi sekedar berbagi ilmu dan berbagi solusi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Sekitar enam bulan sebelum berangkat, saya dan jamaah lainnya ikut dalam pelatihan manasik haji yang diselenggarakan oleh Departemen Agama Kanwil Bandung. Setiap hari Ahad kami datang untuk belajar dan menghafal doa. Di situ juga ketua rombongan dan ketua regu disusun agar mempermudah koordinasi nantinya di <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">sana</st1:place></st1:city>. Saya sendiri terpilih sebagai ketua regu dari rombongan 4 Kloter 6.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Sebenarnya tidak ada yang keliru dari proses manasik ini. Kami diberi buku panduan, diajarkan cara melafadkan doa-doa, diceritakan tentang kondisi di sana, dan apa saja yang harus dipersiapkan. Berminggu-minggu kami dijejali ilmu tentang ”apa yang harus kami baca ketika melakukan apa”. Istilahnya, fokus kami adalah bagaimana rukun haji dan doa-doanya sudah kami hafal ketika sampai di sana nanti.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Sejujurnya karena itu pengalaman pertama, saya belum melihat ada sesuatu yang perlu dibenahi dari pelatihan ini. Namun saya baru menyadari apa yang belum ada dalam penyelenggaraan manasik ini ketika sudah berada di sana. Inilah inti pokok kenapa banyak jamaah haji yang pulang dari tanah suci prilaku dan perbuatan buruknya tidak berubah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Bermula ketika seorang Ustadz (yang ditunjuk oleh Depag sebagai pembimbing rohani jamaah Kloter saya) membagi-bagikan makan siang di maktab. Wajahnya yang tidak ramah dan merengut (mungkin karena capek) berkata ketus kepada seorang jamaah yang jauh lebih tua darinya ketika jamaah tersebut bertanya dengan sopan: <i>boleh ga kalau makanan ini diambil setelah selesai sholat. </i>Dengan ketus ia berkata,” Tidak! Tidak bisa!”. Jamaah tersebut itupun berlalu tanpa berminat mau mengambil jatah makannya, terlanjur kesal dengan jawaban si Ustadz.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Di kamar maktab, seorang ibu-ibu mengungsi ke kamar kami karena teman satu kamarnya masak di dalam kamar sehingga asapnya mengganggu pernafasan dia. Di Padang Arafah, yang seharusnya dijadikan tempat merenung dan bertafakur, malah oleh sebagian jamaah ibu-ibu dijadikan tempat untuk menggunjingi temannya yang lain. Di Muzdalifah, gantian bapak-bapaknya yang menggunjingi ketua rombongan karena tidak puas dengan kepemimpinan beliau. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Pulang dari ibadah haji, uang urunan para jamaah yang masih tersisa banyak tidak dikembalikan oleh ketua rombongan dan bendahara. Alasannya mau dipakai untuk acara-acara kebersamaan. Namun hingga tiga tahun sejak 2002, uang itu pun tidak dikembalikan oleh ketua dan bendahara kami. Salah satu jamaah menagih terus menerus karena ia lagi membutuhkan uang, dan akhirnya dikembalikan dalam keadaan tidak utuh.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Apa masalah dari semua ini? Aklak! Ini yang tidak diajarkan dalam manasik haji yang kami ikuti. Manasik itu hanya fokus pada masalah fiqh, tata cara, rukun, dan hal teknis lainnya. Bukannya tidak penting, namun jika tidak diimbangi dengan pembelajaran dan persiapan akhlak, maka semua ibadah itu akan terasa kering. Apakah kita merasa bahagia ketika mulut ini mampu mencium Hajar Aswad, tetapi mulut ini juga suka menebar aib orang lain? Apakah kita merasa sudah mabrur, ketika tangan ini sering memegang <i>Raudhoh</i>, tapi tangan ini juga yang menahan hak orang lain? Apakah ibadah kita diterima, ketika masih banyak orang yang merasa dirugikan oleh perbuatan tangan dan lisan kita?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Ibadah haji adalah ibadah akhlak, bukan sekedar ibadah fikih. Wallahu’alam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta;"><br />
Muhammad Zulkifli</div><div class="MsoNormal"><br />
</div>Taman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1991764188564034111.post-33629693442789527872009-11-04T20:33:00.001-08:002011-09-09T02:28:59.512-07:00Dai Bis Kota<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJNpQ3355HARaVCnhsccx3l0YEsu_KhWWNaoCpDdbwE2wpIoCAU3MASfxFfgEoQWPIC1gQyX9Ap0cbLV0pq-TVdT6Q1LGI9oOiZRcCsJUQ_HLRKT5LelDCGwCtWSHO6gS5_DaM4w1dmpYq/s1600-h/pengamen.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5400474773647400642" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJNpQ3355HARaVCnhsccx3l0YEsu_KhWWNaoCpDdbwE2wpIoCAU3MASfxFfgEoQWPIC1gQyX9Ap0cbLV0pq-TVdT6Q1LGI9oOiZRcCsJUQ_HLRKT5LelDCGwCtWSHO6gS5_DaM4w1dmpYq/s320/pengamen.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 240px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 320px;" /></a> <br />
<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CAdmin%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><style>
<!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} -->
</style><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CAdmin%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><style>
<!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} -->
</style> <br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"><i style="color: #3333ff;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Sesungguhnya Allah memiliki karunia kepada manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. </span></i></span><span style="color: #3333ff; font-size: 100%; font-weight: bold;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">(QS.Al-Baqarah:243)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: #3333ff; font-size: 100%; font-weight: bold;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;"> <br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><o:p> </o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Pengamen yang saya lihat di bis patas AC jurusan Cikarang ini memang terlihat sedikit berbeda. Bukan secara fisik melainkan perilakunya. Setelah membawa beberapa lagu, tiba-tiba saja dia mendekati salah seorang perempuan muda dan menyanyikan lagu cinta dengan suara yang rendah, sambil menundukkan kepalanya mendekati wajah wanita itu. Penumpang tersebut tidak merespon, hanya duduk diam terpaku. Barangkali malu. Tapi si pengamen bukannya menghentikan aksi “norak”nya itu, malah semakin mendayu-dayu bernyanyi dan mendekati bibirnya ke wajah wanita itu. Lagu itu khusus ditujukan kepadanya. Entah apa alasan yang membuat dia berbuat seperti itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><o:p> </o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Setelah satu lagu selesai, kembali dia menghadap ke “hadirin” para penumpang bus dan mulai nyanyi dengan suara normal lagi. </span><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Entah disengaja atau tidak, gitarnya mengenai bahu wanita lain di sisi kirinya. Wanita tersebut protes, dan pengamen tersebut meminta maaf. Namun mungkin karena wanita itu sudah tidak simpati gara-gara aksi norak sebelumnya, ia malah <i>ngedumel</i>. Si pengamen masih berusaha minta maaf dan menjelaskan kalau ia tidak sengaja, namun wanita tersebut masih terus berbicara. Puncaknya, ia memaki wanita itu dengan satu kata kasar yang tak pantas saya sebut di sini. Sebuah kata yang merepresentasikan ke sosok ”wanita nakal”. Setelah itu bis jadi hening sambil tetap melaju di tol dalam kota.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><br />
<span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><o:p> </o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;">”Orang seperti saya memang tidak pernah diharapkan,” ia memulai berorasi. “Saya yatim piatu sejak kecil, tidak makan sekolahan, tidak punya ijazah dan tidak punya pekerjaan. </span><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Saya akan turun dari bis ini, tapi tolong anda semua berikan saya pekerjaan.” Ia berjalan depan belakang sambil menengadahkan tangan, simbol meminta pekerjaan.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><br />
<span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><o:p> </o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Saya mulai merenung. Logikanya masuk akal, meski validasi statemennya perlu dipertanyakan.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><br />
<span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><o:p> </o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">”Lihat baik-baik muka saya! Hafalkan! Nama saya Hari! Saya mangkal di Komdak. Kalau bapak ibu mau mencari saya silahkan cari disana!” tantangnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><br />
<span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><o:p> </o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">”Saya bersyukur bisa belajar main gitar, bisa mengamen. Ini adalah bentuk rasa syukur yang saya miliki. Sekarang, apa rasa syukur anda ketika melihat orang-orang seperti saya?”</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><br />
<span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><o:p> </o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Glek! Saya rasa saya tidak perlu mencari tahu lagi apakah ia benar-benar anak yatim, tidak pernah sekolah dan tidak punya ijazah. Kalau pun dia kenyataannya bukan anak yatim dan pernah sekolah, tapi kalimat terakhirnya benar-benar menyentak hati kecil saya dan mungkin orang-orang di bis itu. Betapa kita sering mengeluh tentang keadaan diri kita, ketika tidak punya uang, tekanan pekerjaan, sulitnya mendapat jodoh, banyak hutang, dikejar-kejar orang, dan lainnya. Padahal nasib kita jauuuuuh lebih baik dari pada orang-orang seperti pengamen ini. Betapa mereka harus bertahan hidup dengan bersempit-sempit menyanyi di bis kota, berjualan asongan, baca puisi di tengah berisiknya suara deru lalu lintas, berdangdut ria sambil bawa speaker dan mic, padahal hasil tidak seberapa. Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang melakukan semua itu dalam keadaan lapar dan haus!</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><br />
<span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><o:p> </o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Tiba-tiba saya ingat salah seorang kenalan, bapak-bapak tua penjual koran di depan halte busway Komdak. Ketika saya tanya jam kerjanya, beliau menjawab, ”Jam 4 subuh saya sudah berdagang, dan baru pulang jam 10 malam.” Masya Allah! Dia sudah kerja ketika saya belum bangun, dan masih kerja ketika saya sudah tidur! Berapa penghasilannya? Jangan tanya. Sebab kalau penghasilannya besar, tentu ia tidak tidur di rumah papan yang berada di dalam pagar pembatas di depan mal Pasific Place.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><br />
<span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><o:p> </o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Rasa syukur sudah hilang dalam diri kita, hanya karena Allah menguji kita dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan (QS.2:155). Seolah Allah tidak pernah memberikan apapun kepada kita sehingga kita merasa berhak untuk mengeluh. <br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><br />
<span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><o:p> </o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Hari, si Pengamen itu sejatinya adalah dai dalam konteks ini. Dia menggugat rasa syukur yang telah hilang pada diri kami. Dan ’<i>tausiyah’ </i>nya sungguh kena. Setidaknya pada diri saya. Wallahu’alam.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><br />
<span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><i> <o:p></o:p></i></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"><i><span lang="FI" style="font-family: Arial;"><o:p> </o:p></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;"><i style="color: #3333ff;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Sesungguhnya manusia diciptakan dalam keadaan keluh kesah lagi kikir. Apabila ditimpa kesusahaan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir </span></i></span><b><span lang="FI" style="font-family: Arial;"><span style="color: #3333ff; font-size: 100%;">(QS.79:19-21)</span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="FI" style="font-family: Arial;"><span style="color: #3333ff; font-size: 100%;">Muhammad Zulkifli </span><o:p></o:p></span></b></div>Taman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1991764188564034111.post-71567107978993232162009-11-02T19:29:00.000-08:002011-09-09T02:35:11.890-07:00Dahsyatnya Doa Anak Yatim<div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGA2M7wDYGb3bwYby1hSLCcfAANZnbyje-84I5RoB7ttXiifEcEsX9hr_IIC-wBQ-4IBrvrwjpyBjyytsygGBg9Avd6kEnxeY2SAm51lmNL1Jfwu4qscollYKu5fYWc9uR3RXjrfNvKWqY/s1600-h/wiastuti_satunan_01.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399714895248584866" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGA2M7wDYGb3bwYby1hSLCcfAANZnbyje-84I5RoB7ttXiifEcEsX9hr_IIC-wBQ-4IBrvrwjpyBjyytsygGBg9Avd6kEnxeY2SAm51lmNL1Jfwu4qscollYKu5fYWc9uR3RXjrfNvKWqY/s320/wiastuti_satunan_01.JPG" style="cursor: pointer; float: left; height: 222px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 295px;" /></a><span style="font-size: 100%;"><i style="color: #3333ff;"><span style="font-family: Arial;">tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu menggauli mereka, maka mereka adalah saudaramu dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. </span></i><i style="color: #3333ff;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Dan jika Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.<span style="font-weight: bold;"> </span></span></i></span><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="color: #3333ff; font-weight: bold;"><span style="font-size: 100%;">(QS.Al-Baqarah:220)</span></span><o:p></o:p></span></div><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
</span><br />
<div style="color: magenta; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
Ketika saya masih aktif di Yayasan Himmata tahun 2006, yaitu sebuah yayasan sosial yang mengayomi dan menghidupi anak-anak jalanan di Jakarta, ada salah seorang istri menteri dari Kabinet Indonesia Bersatu yang pertama datang ke daerah Plumpang, Jakarta Utara. Menemui pengurus yayasan, beliau kemudian meminta kepada kami untuk memanggil beberapa anak yang sudah tidak punya orang tua lagi dari kumpulan anak-anak jalanan yang diasuh untuk maju ke depan. Sebagai informasi tambahan, suami ibu ini adalah menteri salah satu departemen yang saat itu kinerjanya sangat buruk dalam penilaian masyarakat. </span><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Ketika menteri tersebut memimpin departemennya, banyak kejadian-kejadian yang merugikan masyarakat. Karena itu muncul tuntutan publik agar menteri tersebut mengundurkan diri.<o:p></o:p></span> </div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Singkat cerita, ibu ini minta didoakan oleh anak-anak yatim dari Yayasan Himmata agar suaminya diberi ketabahan, kelapangan dan keberhasilan dalam tanggung jawabnya saat ini. Tidak lupa sebagaimana orang-orang yang punya hajat, beliau pun menyisipkan bingkisan untuk mereka.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Kini suami ibu tersebut sudah tidak menjabat lagi sebagai menteri di departemen tersebut. Oleh Presiden SBY ia diberikan posisi strategis sebagai menteri koordinasi yang membawahi menteri-menteri lain yang membidangi masalah khusus.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Masih di tahun yang sama, salah seorang kerabat saya menderita tumor otak. Beliau koma hingga berhari-hari. Dokter pribadi yang biasa menangani bahkan sudah mengatakan tidak ada harapan lagi. Pihak keluarga masih mencoba mencari jalan keluar bagi kesembuhan beliau. Saya yang saat itu sempat melihat kondisi kerabat tersebut, berharap ada keajaiban yang datang dari Allah sehingga beliau bisa pulih dan sehat kembali. Dan saya melihat harapan itu dititipkan Allah melalui Yayasan Al-Aqsa, sebuah yayasan yatim piatu yang berlokasi di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Saya mendatangi yayasan tersebut, menyedekahkan sejumlah uang dan meminta kepada pengurusnya agar nanti malam, ketika anak-anak asuh selesai sholat maghrib, saya mohon agar kerabat saya yang koma itu didoakan kesembuhannya. Sambil saya juga meminta pengurus Yayasan Himmata juga mendoakannya. Hasilnya, beliau tersadar dari koma, sembuh, dan kini sudah bisa berkumpul lagi bersama keluarga tercintanya. Anehnya, dokter pribadi yang mengklaim bahwa sudah tidak ada harapan lagi itu justru sudah meninggal duluan!<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Dalam Al-Qur’an, kata ”yatim” disebut 23 kali. Ini menunjukkan bahwa Islam sangat memuliakan anak yatim. Tidak heran bagi sebagian besar orang yang memiliki hajat, cita-cita, atau sekedar merayakan ulang tahun, selalu mengundang anak-anak yatim. Bahkan Aburizal Bakrie, ketika berlaga untuk memperebutkan kursi Ketua Umum Partai Golkar menyantuni 1500 anak yatim piatu di Riau. Terbukti akhirnya Ical, panggilan akrab Aburizal Bakrie berhasil memenangkan kompetisi tersebut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 100%;">Bila kita saat ini sedang dirundung duka, kesempitan rezeki, hutang yang menumpuk, kesulitan hidup, tidak ada salahnya kita menggunakan lisan-lisan anak yatim sebagai jalan kita untuk meraih pertolongan Allah SWT. Datanglah ke yayasan mereka, atau undanglah mereka datang ke rumah kita. Insya Allah segala permasalahan kita bisa diselesaikan melalui perantara doa mereka. Wallahu’alam.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;"><span style="color: #cc33cc;"><span style="font-size: 100%;">Muhammad Zulkifli </span></span><o:p></o:p></span></div>Taman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1991764188564034111.post-87693359254866098622009-10-29T21:18:00.000-07:002011-09-09T02:38:05.887-07:00’Jalan lain’ keluar dari kemiskinan<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgW4UYEXQbxerWpFJaI-uNHmRzXNuyHvLcIeNx-e0XLAH0Zyz2njZ7qe9p7UxeNucveZ1T4hiYt-jKe8f2-jtNkfdAqZNqYV6E6oEYoVlLEiZA1QV9BFjDqgxCZRvNRRrW3Tg7_PFJEheO_/s1600-h/stress_898_18200775_0_0_5244_300.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5398244560597825954" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgW4UYEXQbxerWpFJaI-uNHmRzXNuyHvLcIeNx-e0XLAH0Zyz2njZ7qe9p7UxeNucveZ1T4hiYt-jKe8f2-jtNkfdAqZNqYV6E6oEYoVlLEiZA1QV9BFjDqgxCZRvNRRrW3Tg7_PFJEheO_/s320/stress_898_18200775_0_0_5244_300.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 300px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 300px;" /></a><span style="font-size: 100%;"><i style="color: #3333ff;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;">Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, “Tuhanku telah menghinaku.” Sekali-kali tidak! Bahkan kamu tidak memuliakan anak yatim, dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, sedangkan kamu memakan harta warisan dengan cara mencampurbaurkan, dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan</span></i></span><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="color: #3333ff;"> </span><b style="color: #3333ff;">(QS.89: 16-20)</b><o:p></o:p></span> <br />
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: magenta; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Seringkali seseorang ketika dihimpit kesempitan rezeki, banyak hutang dan banyak tuntutan kebutuhan yang mendesak, menganggap ibadahnya sudah maksimal sehingga berhak mendapatkan pertolongan Allah. Sholat sudah tepat waktu, dhuha didawamkan, sedekah rutin, bahkan sampai puasa Senin-Kamis segala. Namun ketika ia mendapati dirinya masih diselimuti kesempitan ekonomi, hutang yang bukannya berkurang tapi malah nambah, serta kesulitan dalam mencari rezeki tambahan, cenderung mulai meragukan kekuasaan dan <i>inayah</i> dari Allah SWT. Muncullah prasangka-prasangka negatif terhadap Allah, seperti Allah tidak peduli kepadanya, Allah tidak menepati janjiNya, Allah tidak mau menolongnya, dan yang lebih parah lagi kalau ia sampai menganggap bahwa Allah telah menghinanya! <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: magenta; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Kehidupan ini berputar, kadang banyak uang, tak jarang banyak hutang. Kadang lapang, kadang sempit. Kadang mengejar-ngejar orang yang punya hutang, kadang juga dikejar-kejar orang yang berpiutang. Seandainya hidup kita lapang terus, barangkali kita tidak pernah merasakan kepasrahan total kepada Allah, dan mungkin kita terlena oleh keberlimpahan itu sendiri. Dan sebaliknya, kalau hidup terus menerus sempit, bisa jadi lama-lama akan mengganggu konsentrasi ibadah kita, dan produktivitas yang seharusnya bisa diarahakan untuk perbaikan umat malah habis untuk memikirkan bagaimana menyambung hidup esok hari. Begitulah sunatullah yang berlaku, sehingga Allah melapangkan rezeki dan menyempitkan rezeki kita di lain waktu, agar kondisi apapun yang kita terima bisa mempertahankan, bahkan meningkatkan kualitas keimanan kepada Allah.<o:p> </o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: magenta; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Bagi yang sedang sempit rezekinya, ada baiknya merenungi <st1:city st="on"><st1:place st="on">surat</st1:place></st1:city> Al-Fajr di atas. </span><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Ternyata ada alasan lain kenapa Allah SWT tetap ‘awet’ mempertahankan kondisi kita yang serba kekurangan. Sedikitnya ada empat alasan yang membuat kita tetap ’setia’ dengan kemelaratan. Yang pertama adalah karena kita tidak memuliakan anak yatim. Sungguh berat memuliakan anak yatim ini. Caranya bukan sekedar bersedekah rutin tiap bulan untuk kehidupannya, tapi juga memperlakukan mereka sama seperti memperlakukan anaknya sendiri. Anak yatim secara psikologis jelas berbeda dengan anak yang masih memiliki orang tua yang lengkap. Prasyarat memelihara anak yatim pun tidak enteng, sebagai contoh kita dilarang menghardik, membentak, dan berprilaku kasar. Ada seorang ibu-ibu yang mengasuh anak yatim di rumahnya, seringkali ia harus ”makan ati” dengan prilaku mereka, baik itu hobinya yang suka pergi tanpa pamit, suka berbohong, tidak mampu mengemban tanggung jawab sekecil apapun, padahal beliau sudah berusaha memperlakukan anak tersebut setara dengan anak kandungya, baik secara materi maupun psikologis. Ibu ini takut memarahi anak asuhannya itu, sebab agama melarangnya. Dan inilah tantangan terberat dari memuliakan anak yatim. Bila saat ini kita sedang memelihara anak yatim di rumah, silahkan intropeksi diri. Barangkali terlalu banyak prilaku kasar kita kepada mereka sehingga inilah yang menyebabkan rezeki kita masih terbatas dan sempit.<o:p> </o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: magenta; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Yang kedua adalah tidak saling mengajak untuk memberi makan orang miskin. Seringkali orang yang mengalami kesempitan rezeki mencoba bersedekah sebagai jalan keluar dari permasalahnnya. Ini sangat bagus sekali. Dan lebih bagus lagi kalau ia juga mengajak orang lain untuk bersedekah. Bersedekah secara jamaah, barangkali itu kalimat yang paling tepat. Kalau kita hobi menyumbangkan uang kita per bulan ke yayasan zakat, mengapa kita tidak mengajak juga orang lain untuk ikut berpartisipasi? Banyaknya bencana alam yang menyebabkan angka kemiskinan bertambah juga merupakan sarana kita untuk mengajak orang lain beramal, khususnya memberi makan orang miskin. Jika kita hanya menikmati aktivitas bersedekah dan beramal sendirian saja, jangan salahkan Allah SWT kalau rezeki kita masih seret.<o:p> </o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: magenta; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Ketiga adalah memakan harta warisan dengan mencampurbaurkan. Kalau kita berasal dari keluarga yang kaya raya, kemudian orang tua mewariskan harta tersebut pada kita dan harus dibagi rata dengan saudara-saudara yang lain, maka kita harus segera meng-<i>screening</i> warisan kita, benarkah tidak ada hak orang lain yang ada di situ? Jika ada, lebih baik segera kita kembalikan agar harta tersebut tidak menghalangi rezeki kita.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: magenta; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Terakhir adalah kita terlalu mencintai harta secara berlebihan. Barangkali sebelumnya kita pernah punya mobil mewah dan gara-gara mobil itu kita jarang sholat di masjid karena takut digores orang. Atau kita pernah punya Blackberry yang membuat kita lalai dari sholat tepat waktu. Bisa jadi juga kita pernah memiliki perusahaan yang sudah cukup menghasilkan namun bisnis tersebut malah menjauhi kita dari sholat berjamaah. Penyakit cinta dunia adalah penyakit kronis yang sangat mempengaruhi deras atau keringnya aliran rezeki kita.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;"><span style="background-color: white; color: #cc33cc; font-size: 100%;">Keempat hal ini adalah merupakan ’jalan lain’ buat kita untuk meraih kelapangan rezeki. Wallahu’alam.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;"><span style="background-color: white; color: #cc33cc; font-size: 100%;">Muhammad Zulkifli </span><o:p></o:p></span></div>Taman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1991764188564034111.post-9834797364895721242009-10-28T03:06:00.000-07:002011-09-09T02:38:41.610-07:00Bencana Alam dan Nahyi Mungkar<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6KLH2qqW_arcUDKQaQG2hvOvNcij6l0ka8Nu5rikAz1Pf5i3xHPrAKjCjVM32NWlLcDzUtE2fQc0BDXb8ZDxK-ZSybQMYDEksvBvDWbpythCA1fumCBnfHJdbjQaTbVtUP9jalL3hLhPV/s1600-h/379157723_aef04b9c41_o.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5397591387736009010" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6KLH2qqW_arcUDKQaQG2hvOvNcij6l0ka8Nu5rikAz1Pf5i3xHPrAKjCjVM32NWlLcDzUtE2fQc0BDXb8ZDxK-ZSybQMYDEksvBvDWbpythCA1fumCBnfHJdbjQaTbVtUP9jalL3hLhPV/s320/379157723_aef04b9c41_o.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 320px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 320px;" /></a><span style="font-size: 100%;"><i style="color: #3333ff;"><span style="font-family: Arial;">Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa</span></i><b><span style="font-family: Arial;"><span style="color: #3333ff;">. (QS. Hud: 116)</span><o:p></o:p></span></b></span> <br />
<div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Bangsa kita sudah akrab dengan bencana. Mulai dari gunung meletus, gempa bumi, banjir besar, tsunami, kebakaran hutan atau bahkan kedatangan Miyabi! Bencana alam yang menimpa negeri kita saat ini disikapi dengan beragam pendapat. Yang paling umum adalah bencana ini dianggap sebagai teguran dari Allah SWT terhadap makluk2nya yang lalai. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Mengapa kita selalu dirudung bencana? Prasyarat apa yang harus dipenuhi suatu kaum/bangsa agar bencana itu datang menghampiri? Benarkah bencana itu datang karena di suatu negeri itu terdapat banyak golongan yang ingkar, dan tidak ada satu pun orang yang ”baik-baik” ?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Sebenarnya negeri ini ditimpa bencana bukan karena tidak adanya orang-orang yang sholeh, melainkan karena banyaknya orang-orang sholeh yang memiliki kelebihan/keutamaan tetapi tidak ada yang mencegah kemungkaran. Inilah penyebab yang bisa kita lihat dari ayat di atas.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Ayat di atas menjelaskan bahwa orang-orang yang diselamatkan Allah adalah mereka yang memiliki keutamaan dan mencegah kemungkaran masyarakatnya. Dan jumlahnya sangat sedikit. Makanya Allah bertanya: <i>mengapa tidak ada?<o:p></o:p></i></span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Jika seseorang yang memiliki keutamaan, baik itu kekuasaan, ilmu, pengaruh sosial, intelektual yang tinggi, kekuatan fisik yang tangguh, tidak mampu mencegah suatu kemungkaran yang ada di depan matanya, sementara sebenarnya ia mampu, maka prasyarat turunnya bencana sudah terpenuhi. Tidak heran bila kita ingin mempengaruhi seseorang atau mencegah kemungkaran maka kita harus memiliki keutamaan. Seorang pelajar yang sholeh yang pernah menjuarai Olimpiade Sains tingkat nasional, ketika menasehati temannya yang tidak pernah sholat tentu lebih masuk ketimbang kalau pelajar tersebut tidak punya prestasi apa-apa. Seorang Gubernur atau kepala daerah tentu mempunyai kekuasaan untuk menutup tempat-tempat prostitusi ketimbang aktivis dakwah yang tidak memiliki jabatan apapun di pemerintahan. Seorang ahli beladiri yang berhasil menaklukkan penjahat dan menasehatinya untuk bertaubat lebih ”kena” ketimbang korban kejahatan yang menasehati perampoknya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Dari surah Hud (11) terdapat banyak sekali hikmah tentang mengapa kaum para Nabiyullah menolak dakwah utusan Allah tersebut. Misalnya kaum Nabi Nuh yang menolak dakwah beliau karena pengikutnya Nabi Nuh adalah orang-orang yang lebih rendah status sosialnya, yang mudah percaya, dan Nabi Nuh sendiri dianggap tidak memiliki kelebihan apapun (ayat 27). Nabi Syuaib ditolak oleh kaumnya karena beliau dianggap adalah orang yang lemah di antara mereka dan dianggap tidak punya wibawa (ayat 91).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #993399; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;"><span style="color: #cc33cc; font-size: 100%;">Intinya adalah keutamaan. Siapapun yang memiliki keutamaan bisa mencegah sebuah kemungkaran dalam skala apapun. Jika tidak melakukannya, maka bencana hanya menunggu waktu. Wallahu’alam.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #993399; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: #993399; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;"><span style="color: #cc33cc; font-size: 100%;">Muhammad Zulkifli </span><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #993399;"><span lang="FI"><o:p> </o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI"><o:p> </o:p></span></div>Taman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1991764188564034111.post-81497407681053050472009-10-21T02:46:00.000-07:002011-09-09T02:39:15.187-07:00Mengapa Harus Dengki?<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnZIjiYrUhpzJD0sccuVX9wNH5oFRpnmcInj2vhSfFeVFr6kM5EhUceT2JazEFzA4hC8JsnllKjh7EeIiCbrWQAIHwYVWH_h-biNN0Hd3TlX7fPxizEoG-_aEkHPYnOOTdDtp1odi-LGUl/s1600-h/gedung-mpr.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5394990687023946002" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnZIjiYrUhpzJD0sccuVX9wNH5oFRpnmcInj2vhSfFeVFr6kM5EhUceT2JazEFzA4hC8JsnllKjh7EeIiCbrWQAIHwYVWH_h-biNN0Hd3TlX7fPxizEoG-_aEkHPYnOOTdDtp1odi-LGUl/s320/gedung-mpr.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 214px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 320px;" /></a><i style="color: #3333ff;"><span lang="FI">Bila kamu memperoleh kebaikan, maka hal itu menyedihkan mereka, dan kalau kamu ditimpa kesusahan maka mereka girang karenanya.”</span></i><span lang="FI"><span style="color: #3333ff;"> <span style="font-weight: bold;">(QS. Ali Imran: 120)</span></span><span style="color: #ff6600;"><o:p></o:p></span></span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="color: #ff6600;"><o:p></o:p></span> </div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;">Saya hanya tersenyum geli dan merasa senang melihat Taufik Kiemas memimpin sidang MPR kemarin. Pendapat bahwa sidang kemarin sangat lucu dan memalukan, saya setuju sekali. Baru kali ini dalam sejarah bangsa Indonesia, sidang yang dihadiri para pejabat, mantan pejabat serta tamu negara sahabat terlihat unik dan menggelitik. Betapa kualitas seseorang itu terlihat jelas ketika ia mendapat sebuah jabatan, apalagi kalau sebelumnya jabatan itu dia yang minta. Ketika akhirnya dia tidak bisa mengemban amanat tersebut, masyarakat langsung menilai apatis, bahkan menertawakan. <o:p></o:p></div><div style="color: magenta; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;">Sebelum masuk ke ruang sidang, seperti yang diberitakan detik.com, Taufik Kiemas tampak penuh percaya diri. Jabatan bergengsi yang ia sandang barangkali menjadi alasan mengapa ia harus percaya diri. Dan barulah ketika sidang dimulai, rasa percaya diri itu lama kelamaan agak pudar. Kesalahan dalam penyebutan beberapa nama menyebabkan intonasinya menurun dan kurang jelas mengucapkannya. Para anggota MPR tertawa. Inilah sidang pertama dalam sejarah republik ini yang tidak khidmat dan tidak sakral.<o:p></o:p></div><div style="color: magenta; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;">Saya lalu menemukan diskusi mengenai hal itu di forum detik.com. Saya tertawa sendiri membaca komentar-komentar para netter yang memojokkan Taufik Kiemas. Ada perasaan puas di hati saya bahwa terbukti jelas kalau ia tidak cocok menduduki jabatan tersebut, dan orang-orang yang telah memilihnya harus bertanggung-jawab secara moral kepada publik. Kata-kata sindiran hingga kasar yang ada di forum tersebut makin memantapkan hati saya untuk terus menertawakan nasibnya. Gembira, senang, puas, barangkali itulah perasaan saya saat itu.<o:p> </o:p></div><div style="color: magenta; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;">Hingga akhirnya saya tersadar dan beristighfar. Astaghfirullah! Hati saya ternyata ada penyakit dengki! Masya Allah! Kenapa saya tidak sadar ?!Kenapa saya tertawa melihat orang lain ditertawakan? Kenapa saya merasa senang melihat orang lain dicaci maki? Kenapa saya malah ikut-ikutan mengomentari kesalahannya bersama teman2 kantor? Kenapa saya memperlakukannya seperti memperlakukan seseorang yang pantas dihina? Kenapa saya tidak mendoakan saja ia agar nanti tidak mengulang kesalahan yang sama, daripada ikut mencaci? Bukankah saya sendiri tidak luput dari kesalahan? Bukankah dalam konteks yang lebih sederhana saya pun juga pernah melakukan kealpaan seperti yang ia lakukan? Mengapa saya berpikir saya adalah manusia sempurna sehingga pantas untuk menilai kekurangan orang lain? Apakah di mata Allah saya lebih mulia daripada beliau? Betapa mengerikannya penyakit ini! <o:p></o:p></div><div style="color: magenta; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;">Segera saya beristighfar panjang. Percuma saja saya sholat tahajud, bersedekah, naik haji, puasa, tilawah kalau di hati saya ada penyakit dengki. Jelas Rasulullah saw sudah bersabda bahwa penyakit dengki itu membakar amal kebajikan seperti api yang membakar arang! Masya Allah!<o:p></o:p></div><div style="color: magenta; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="FI" style="color: #cc33cc;">Tidak sepantasnya kita menertawakan orang lain, sebab belum tentu kita lebih mulia dalam pandangan Allah SWT dibanding orang yang kita tertawakan itu. Semoga Allah membimbing saya dan kita semua selalu menyucikan hati dari penyakit dengki. </span><span style="color: black;"><span style="color: #cc33cc;">Senang melihat orang lain susah, dan susah melihat orang lain senang. Wallahu’alam.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><span style="color: #cc33cc;">Muhammad Zulkifli </span><o:p></o:p></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"><o:p> </o:p></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: black;"> <o:p></o:p></span></div>Taman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1991764188564034111.post-72916690199645553322009-10-05T01:59:00.000-07:002011-09-09T02:39:40.645-07:00Maafkan saja!<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6aLeqlMbmT5LEFEuvmW6pe6N6hiet3bRfZrmcaiPooOr-cEa9Pxrqq6pW4BZJA3x5a3iweTkZJaOx_DNyjoFWOGY-9NTHYRwdPJPuwBzgnoXxD2bXFjBfLhIFZQdUNNaqbRpPgF5VCay9/s1600-h/forgive-me.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389044108065338610" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6aLeqlMbmT5LEFEuvmW6pe6N6hiet3bRfZrmcaiPooOr-cEa9Pxrqq6pW4BZJA3x5a3iweTkZJaOx_DNyjoFWOGY-9NTHYRwdPJPuwBzgnoXxD2bXFjBfLhIFZQdUNNaqbRpPgF5VCay9/s320/forgive-me.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 213px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 213px;" /></a><br />
<span style="color: #3333ff; font-style: italic;">Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan ana-kanakmu</span><span style="color: #3333ff; font-style: italic;"> ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap</span><span style="color: #3333ff; font-style: italic;"> mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni,</span><span style="color: #3333ff;"><span style="font-style: italic;"> maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang</span> <span style="font-weight: bold;">(QS.64:14)<br />
<br />
</span></span> <br />
<div style="text-align: justify;"><span style="color: #cc33cc;">Seorang pemuda yang baru menjadi sarjana mendapat modal dari orang tuanya untuk memulai bisnis apapun yang ia sukai. Karena niat anak muda ini kalau lulus kuliah adalah berbisnis dan tidak mencari kerja, maka ia pun mulai berinvestasi pada orang lain dengan modalnya. Ia menanam uangnya pada usaha jual beli handphone bekas pada temannya dan usaha pembuatan roti yang dikelola oleh sepasang suami-istri di Bandung. Selain itu, dengan sisa uangnya ia pun berinvestasi pada usaha sembako yang dijalankan sebuah UKM. Dan apa yang terjadi selama beberapa bulan kemudian adalah mimpi buruk bagi pemuda yang malang ini. Semua orang yang ia percayai ternyata penipu! Uang investasinya di bisnis handphone bekas dilarikan sampai ke Jawa Tengah, sedangkan suami istri pengusaha roti itu pun kabur dari rumah kontrakannya.</span> <span style="color: #cc33cc;">Sementara UKM penjual sembako mengalami crash dan kesulitan membayar hutang piutangnya. Total kerugian mencapai kurang lebih 10 juta rupiah (jumlah yang besar bagi pebisnis awam seperti dirinya). Ia benar-benar dendam kepada orang-orang yang sudah menipunya itu.</span> <span style="color: #cc33cc;">Meski temannya yang menjalankan bisnis handphone itu mengembalikan sebagian modalnya (tentu setelah didesak dan diancam), tetap saja ia kehilangan 6 juta dari dua usaha lainnya. Tidur pun jadi tidak nyenyak. Keluarganya yang tadinya hidup berkecukupan, kini mulai serba kekurangan. Harapannya untuk tidak mencari kerja setelah lulus kuliah pun pudar. Akhirnya ia</span> <span style="color: #cc33cc;">terpaksa mencari kerja untuk membantu menghidupi keluarganya. Kemarahan pada para penipu itu membuat pemuda ini lupa, bahwa rejeki itu Allah Yang Mengatur. Sekalipun seluruh makhluk berusaha menghalangi rezeki yang hendak Allah berikan pada hambaNya, karuniaNya tetap akan sampai. Inilah yang mungkin menyadari pemuda tersebut.<br />
<br />
Lalu, sambil bekerja di perusahaan orang lain, ia berusaha memaafkan penipu-penipu ini dengan mendoakan kebaikan pada mereka. Ia berusaha ikhlas memaafkan kesalahan orang-orang tersebut sambil berharap agar Allah berkenan memberikan hidayah pada mereka. Dan apa yang terjadi? Kurang lebih 1 tahun setelah kejadian itu, keluarganya mendapat rezeki sebesar 107 juta rupiah dari hasil penjualan rumah warisan eyangnya! Padahal sebelumnya, rumah itu sulit sekali dijual karena dikuasai oleh pihak lain. Inilah salah satu bukti bahwa kalau kita mau memaafkan kesalahan orang lain, maka Allah pun akan membukakan pintu rezeki buat kita.<br />
<br />
Selain bisa menjadi alat penggugur dosa, sifat pemaaf juga sangat baik terhadap kesehatan fisik. Berikut kutipan dari situs <span style="color: #3333ff;">http://hidayatullah.com/rrharunyahya/ramadan_2.html</span> yang menunjukkan</span> <span style="color: #cc33cc;">bagaimana sifat pemaaf berpengaruh terhadap jasmani manusia.</span> <span style="color: #cc33cc; font-style: italic;"><br />
<br />
Menurut penelitian terakhir, para ilmuwan Amerika membuktikan bahwa mereka yang mampu memaafkan adalah lebih sehat baik jiwa maupun raga. Orang-orang yang diteliti menyatakan bahwa penderitaan mereka berkurang setelah memaafkan orang yang menyakiti mereka. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang yang belajar memaafkan merasa lebih baik, tidak hanya secara batiniyah namun juga jasmaniyah. Sebagai contoh, telah dibuktikan bahwa berdasarkan penelitian, gejala-gejala pada kejiwaan dan tubuh seperti sakit punggung akibat stress [tekanan jiwa], susah tidur dan sakit perut sangatlah berkurang pada orang-orang ini.</span> <span style="color: #cc33cc;"><br />
<br />
Adi W Gunawan, salah seorang ahli hipnotherapy di Indonesia bercerita dalam situsnya <span style="color: #3333ff;">www.adiwgunawan.com</span> bahwa ia mempunyai seorang teman yang seolah-olah segala keinginannya begitu mudah tercapai bahkan tanpa harus berdoa mati-matian. Di satu sisi ia pun melihat bahwa banyak orang yang sudah berdoa demikian rutin namun cita-citanya tidak mudah tercapai. Apa yang membuatnya berbeda dalam hal ini? Ternyata temannya ini sudah 10 tahun tidak pernah marah. Dia telah memaafkan orang lain dan berusaha terus memaafkan siapa pun yang telah menyakitinya. Inilah yang menjadi kunci sederhana bila ingin doa kita dikabulkan.</span> <span style="color: #cc33cc;">Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa memaafkan orang lain adalah sehat dan bikin kaya! Wallahu'alam.</span><br />
<br />
<span style="color: #cc33cc;">Muhammad Zulkifli </span></div>Taman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1991764188564034111.post-19151218733737507262009-06-14T23:41:00.000-07:002011-09-09T02:41:09.693-07:00Iman yang Menggerakkan<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMhOeFAhWHpXXNNTbrgikfqIyYxvjySNaFADylNYWat23FhCnGjrgjqzP6OXrDeSGOSF5qUxtm6Lw-mhsoxZG0veaYHLFdsH3Dt15O5gjte7kZp8TslQ4Aa_CT_EPWn2TOEuXzr1Yh6ONt/s1600-h/tidur.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5347442325403929314" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMhOeFAhWHpXXNNTbrgikfqIyYxvjySNaFADylNYWat23FhCnGjrgjqzP6OXrDeSGOSF5qUxtm6Lw-mhsoxZG0veaYHLFdsH3Dt15O5gjte7kZp8TslQ4Aa_CT_EPWn2TOEuXzr1Yh6ONt/s320/tidur.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 178px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 177px;" /></a><span style="color: #3333ff; font-size: 100%;"><i><span style="font-family: Arial;">Adapun orang-orang yang ber<u>iman </u>dan mengerjakan <u>amal-amal </u>yang saleh, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala <u>amalan-amalan </u>mereka; dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim</span></i></span><span style="color: black; font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="color: #3333ff;">. </span><b style="color: #3333ff;">(QS. 3:57)</b><o:p></o:p></span> <br />
<div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Saat Shubuh tiba, biasanya saya langsung bangun untuk segera bersiap-siap ke masjid di kompleks tempat saya tinggal. Tapi entah kenapa, pada hari Senin itu, meski sudah memasang alarm pukul 4.30 pagi, saya terbangun untuk sekedar mematikan bunyi alarm. Setelah itu saya melanjutkan aktivitas memeluk guling dan memejamkan mata, menunggu sekitar 15 menit yang ‘sangat bernilai’ untuk kembali tertidur. Adzan Shubuh yang berkumandang dari speaker masjid tak membuat kaki saya segera bangun dan melangkah ke masjid yang tidak jauh dari rumah. Saya memilih untuk sholat di rumah saja. Dan akhirnya saya baru sholat sekitar pukul 05.10 pagi. <i>Astaghfirullah.<o:p></o:p></i></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Iman adalah karunia Allah SWT yang mahal. </span><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Begitu banyak orang yang tidak memiliki iman di hatinya. </span><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Mereka lebih memilih jadi atheis atau aliran kepercayaan lain dalam menjalankan spiritualitasnya. Tapi kita tidak seperti itu. Kita sholat, puasa, zakat dan sebagainya karena kita tahu bahwa Sang Pemilik Kerajaan langit dan bumi inilah yang memerintahkannya. Hanya saja, dari sekian banyak orang yang beriman, hanya sedikit mereka yang memiliki kualitas iman yang bisa menggerakkan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><o:p> </o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Saat saya terbangun karena alarm, iman saya mengatakan bahwa sholat Shubuh berjamaah di masjid sangat diutamakan. Iman saya juga mengingatkan bahwa ciri orang munafik adalah meninggalkan sholat Shubuh dan Isya jamaah di masjid. Ketika saya mendengar adzan, saya pun dengan penuh kesadaran hati menyadari bahwa ini adalah panggilan Allah, panggilan seorang ’Tuan’ terhadap hambaNya. Iman saya juga tahu kalau seandainya saya tahu apa yang akan saya peroleh dengan sholat berjamaah di masjid, pasti saya akan bela-belain datang ke masjid meski harus merangkak. Tapi iman saya hanya sebatas pengetahuan. Iman saya belum sampai pada tahap menggerakkan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Tidak heran bila dalam banyak ayat Al-Qur’an, kata ’iman’ selalu diiringi ’amal saleh’. Iman tanpa amal saleh tidak akan diterima, sama seperti amal tanpa iman. Iman yang melahirkan amal saleh adalah iman yang menggerakkan. Iman yang tidak membuat pemiliknya beramal adalah iman yang sekarat. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Kita memang belum memiliki iman sekelas Mushab bin Umair, yang imannya menggerakkan ia untuk meninggalkan kemewahan hidup dan bergabung dengan barisan pasukan muslim. Iman kita belum sederajat dengan imannya Barra bin Malik yang menggerakkan ia untuk mau dilempar ke benteng musuh agar pasukan muslim bisa masuk ke dalamnya. Iman kita juga belum selevel dengan imannya Zubair bin Awwam yang tak bergeming meski disiksa pamannya karena masuk Islam. Dan iman kita juga masih kalah dengan imannya Abdullah bin Umar, Zaid bin Tsabit, Usamah bin Zaid, Zaid bin Arqam, Barra bin Azib, Amr bin Hizam, Usaid bin Zhuhair, Urabah bin Aus, Abu Sa'id al Khudri, Samurah bin Jundub dan Rafi' bin Khadij, yang saat masih anak-anak pun sudah tergerak untuk pergi berjihad dan menangis karena dilarang Rasulullah saw. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;"><span style="color: #cc33cc; font-size: 100%;">Iman kita masih taraf ”ecek-ecek”. Tapi bukan tidak mungkin nanti kualitas keimanan kita bisa setaraf dengan mereka. Untuk mencapai tahap itu, mulailah dari yang kecil-kecil dulu. Khusus buat saya, mungkin bisa dimulai dengan memaksakan diri bangun untuk berangkat ke masjid untuk berjamaah Shubuh, meski kantuk tak tertahankan. Wallahu’alam.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: Arial;"><span style="color: #cc33cc; font-size: 100%;">Muhammad Zulkifli </span> <o:p></o:p></span></div>Taman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1991764188564034111.post-51250545410056207442009-06-07T20:54:00.000-07:002011-09-09T02:41:51.090-07:00Berapa kali kita beristighfar?<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBSvsbDlpEZJjEiD0oUN1Hls7SFK-jl_BNkHKX5-3G-2YoPGetH1RJX2Y7m_HB_b_hjfKTSPnGrnyZ9kySNrwOufbLLMuoeQMG2JkUw2_llLej04cmB9r_vFigF5-nsSsKGX70VM1Of9q8/s1600-h/istighfar.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5344803066723609730" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBSvsbDlpEZJjEiD0oUN1Hls7SFK-jl_BNkHKX5-3G-2YoPGetH1RJX2Y7m_HB_b_hjfKTSPnGrnyZ9kySNrwOufbLLMuoeQMG2JkUw2_llLej04cmB9r_vFigF5-nsSsKGX70VM1Of9q8/s320/istighfar.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 113px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 150px;" /></a><br />
<div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span style="font-size: 130%;"><i style="color: #3333ff;"><span lang="FI" style="font-family: MyriadPro-It;">Barangsiapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. </span></i></span><span lang="FI"><span style="color: #3333ff; font-size: 130%;">(QS. An-Nisa:111)</span><o:p></o:p><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI">Istighfar berasal dari kata <i>ghofara </i>yang artinya tutup. Bila ditambah <i>alif </i>dan <i>sin, </i>maka maknanya jadi: minta ditutupi. Apa yang harus ditutupi? Dampak dari dosa-dosa yang kita perbuat. Setiap dosa pasti punya akibat, dan untuk menghindari akibat buruknya kita dianjurkan untuk beristighfar. Memohon ampun kepada Allah SWT agar dosa-dosa tersebut tidak berefek negatif dalam kehidupan kita.<o:p></o:p></span></div><div style="color: #cc33cc; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI">Selain menghindari akibat buruk dosa, istighfar juga berdampak positif seperti memperbanyak harta, memperbanyak anak, menurunkan rezeki atau hujan dari langit dan sebagainya. Kisah-kisah Nabi Nuh, Hud, Syu’aib dan lainnya mengajarkan pada kita bahwa memohon ampun kepada Allah adalah bentuk lain dari “ikhitar langit”, yaitu bagaimana menjemput rezeki dan mempermudah terkabulnya hajat setelah “ikhitar dunia” telah dimaksimalkan.<o:p></o:p></span></div><div style="color: #cc33cc; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI">Berapa kali kita harus beristighfar dalam satu hari? </span>Rasulullah saw dalam salah satu hadistnya mengatakan bahwa beliau beristighfar 70 kali per hari. Di hadist lain ada yang menyebutkan 100 kali per hari. Kita anggap saja angka yang paling maksimal, yaitu Rasulullah memohon ampun pada Allah sehari 100 kali.</div><div style="color: #cc33cc; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;">Bagaimana dengan kita? Nabi Muhammad adalah manusia suci dan yang disucikan oleh Allah. <span lang="FI">Meski demikian, beliau tetap memohon ampun kepada Allah. Dengan perhitungan seperti ini, kita mencoba melihat diri kita sendiri. Kira-kira, berapa persenkah kualitas iman, kualitas akhlak dan kualitas ibadah kita dari Rasulullah saw? Jika kita ambil angka 50% atau setengah dari kualitas Rasulullah, maka seharusnya kita beristighfar 200 kali perhari. Tapi apa iya kualitas iman, akhlak dan ibadah kita hanya beda setengah dari Rasulullah? Rasanya terlalu sombong. Sholat kita saja jarang khusyu’, sama orang lain masih sering kasar, dan terkadang kita juga suka males berdoa kepada Allah kalau tidak dikabul-kabulkan. <o:p></o:p></span></div><div style="color: #cc33cc; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI">Baiklah, mari kita ambil asumsi bahwa kualitas kita adalah seperempat dari kualitas Rasulullah. Artinya, dalam sehari kita harus beristighfar 400 kali! Sanggup? <o:p></o:p></span></div><div style="color: #cc33cc; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI">Sekali lagi, benarkah kualitas kita hanya berbeda seperempat dari kualitas Rasulullah? Coba ingat-ingat lagi dosa kita. Rasulullah dalam sehari-hari berbicara benar atau diam. Sedangkan kita terlalu banyak bicara dan jarang benarnya. Selain itu, beliau suka bersedekah dan sedekahnya tidak tanggung-tanggung. Sedangkan kita, selalu nanggung dalam bersedekah. Nabi Muhammad kalau marah juga hanya pada hal-hal yang berkaitan dengan pelecehan akidah. Kalau kita marah selalu berkaitan dengan hal-hal pelecehan pribadi. Kalau sudah begitu, masihkah kita beranggapan bahwa kualitas kita hanya seperempat kualitas Rasulullah?<o:p></o:p></span></div><div style="color: #cc33cc; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI">Jangan-jangan kualitas ibadah, keimanan dan akhlak kita hanya seperdelapannya Rasulullah. Kalau begitu, kita harus beristighfar 800 kali perhari! Atau jangan-jangan hanya sepereenambelas, sepertigapuluh dua, atau seperenampuluhempat! Masya Allah, kita harus beristighfar 6400 kali perhari! Apakah kita sanggup?<o:p></o:p></span></div><div style="color: #cc33cc; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="FI" style="color: #cc33cc;">Saat ini, saya berusaha konsisten/istiqomah untuk beristighfar 500-1000 kali perhari. </span><span style="color: #cc33cc;">Itu juga masih bolong-bolong. Bagaimana dengan Anda</span>?</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: magenta;">Muhammad Zulkifli </span></div>Taman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1991764188564034111.post-83058769522892683542009-06-07T20:24:00.000-07:002011-09-09T02:42:41.717-07:00Untung Kita Dapat Hidayah...<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqvApTIfSlXybS3kDIbbJBFCLav177-PqDN-SYIB0ATr_Oj15ZvSnsCPmLV3sRm9olbZhqUzuLrTTdlddJWz4rO2qPVCV1NV_NG1k9hogp_vlk8tT3n1aZiVrwME2ETP0Jy1vvheJPbRQJ/s1600-h/larung-sesaji.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5344798225009675410" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqvApTIfSlXybS3kDIbbJBFCLav177-PqDN-SYIB0ATr_Oj15ZvSnsCPmLV3sRm9olbZhqUzuLrTTdlddJWz4rO2qPVCV1NV_NG1k9hogp_vlk8tT3n1aZiVrwME2ETP0Jy1vvheJPbRQJ/s320/larung-sesaji.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 181px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 320px;" /></a><br />
<div class="MsoNormal" style="color: #3333ff; text-align: justify;"><i>…..tetapi Allah –lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki</i> (QS.Al-Baqarah: 272)</div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI">Seorang teman yang hobi minum bir menceritakan kisah ini pada saya. Suatu hari, tepatnya pada malam tahun baru, seperti biasa dia merayakannya dengan pesta minuman keras bersama rekan-rekannya sesama kru sebuah stasiun televisi swasta. Teman saya ini memang peminum berat, meski jarang mabuk. Ketika ada acara kantor, dimana stasiun TV tempatnya bekerja diundang untuk meliput, ia selalu berusaha mencari kafe yang menjual minuman keras. Dan itu menjadi kebiasannya sejak dulu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI">Ketika ia akan menikmati malam tahun baru 2008, baru saja ia membuka tutup botol vodka miliknya, tiba-tiba ada SMS masuk dari istrinya. Isinya: <i>Ayah, cepat pulang, anak kita sakit. </i>Teman saya ini pun tidak jadi menikmati vodkanya. Segera ia ke rumah sakit untuk melihat kondisi anaknya. Setiba disana, tiba-tiba muncul penyesalan dari hatinya. Kenapa ia bersenang-senang di saat anaknya menderita? Hatinya terenyuh. Sejak saat itu ia berjanji untuk tidak minum minuman keras lagi. Dan ibadahnya kini semakin rutin dan rajin.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI">Sesederhana itukah seseorang berubah? Iya, mungkin saja! Dan sejak peristiwa itu, tak sekalipun teman saya ini meninggalkan sholat wajib. Padahal dalam 2 tahun terakhir sejak saya bekerjasama dengannya, tidak pernah sekalipun saya melihatnya sholat. Sekarang malah dia yang mengajak teman-temannya untuk sholat. Subhanallah..<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;">Hidayah memang rahasia Allah SWT. Begitu banyak orang yang berteman, bahkan bersahabat dengan orang sholeh, tapi dia tidak ikutan sholeh. Sebaliknya, ada yang berteman dengan pemabuk, malah dapat hidayah. Bersekolah di perguruan tinggi Amerika, gudangnya hedonis, malah keislamannya makin mantap. Bahkan ada juga yang sudah muslim sejak lahir tapi sering mempraktekan perbuatan syirik.</div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;"><span lang="FI">Di Pelabuhan Ratu misalnya, ada upacara tahunan yang bernama Pesta Nelayan. Upacara ini berupa pelepasan sesajen kepala kerbau dan nasi tumpeng yang dipersembahkan kepada Nyi Riri Kidul. Uniknya, pelepasan sesajen ini dilakukan oleh seorang wanita yang didandani dengan kebaya warna hijau, karena Nyi Roro Kidul suka warna itu. Untuk mendapatkan yang cantik biasanya panitia pesta menggelar kontes kecantikan setingkat SMU.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;">Di Surakarta, Solo, warga rela datang jauh-jauh dan berebut air kencing dan kotoran “Si Bule”. Siapa itu “Si Bule”? Yaitu kerbau bule keturunan kerbau Kyai Slamet yang dianggap punya “keberkahan”. Selain itu, di Wonogiri ada acara <i>jamasan</i>, atau pencucian benda-benda pusaka milik Kasunanan di waduk Gajah Mungkur. Anehnya, air sisa cucian itu diperebutkan banyak orang karena dipercaya mengandung banyak khasiat.</div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; text-align: justify;">Budaya-budaya di atas dilakukan mayoritas oleh umat Islam yang keimanannya dipertanyakan. Tapi memang hidayah adalah urusan Allah. Karena itulah dalam surah Al-Baqarah di atas Allah SWT sudah mengatakan bahwa hidayah adalah hak preogatifNya. Banyak memang yang rajin ke masjid, tapi yang mabuk juga banyak. Banyak memang laki-laki yang setia pada istrinya, tapi laki-laki yang berselingkuh dan berzina pun tidak sedikit. Banyak memang yang tidak suka mengambil harta orang lain, tapi yang korupsi pun juga banyak.Dunia ini penuh dengan orang-orang yang baik, sebagaimana dunia ini juga penuh dengan orang-orang yang tidak baik.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="FI"><span style="color: #cc33cc;">Karena itulah judul tulisan ini mengajak kita untuk bersyukur. Ya, kita adalah salah satu yang mendapat hidayah Allah untuk selalu menghindari dosa dan perbuatan buruk, serta selalu termotivasi untuk berbuat kebaikan. Sholat kita tidak bermasalah, secara akidah kita tidak terjerumus dalam syirik, tauhid kita murni, maka patutlah kita mengatakan: </span><i style="color: #cc33cc;">Untung saya dapat hidayah</i><span style="color: #cc33cc;">. Karena itu berarti Allah SWT menganggap kita memang pantas mendapat hidayahNya. Wallahu’alam.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="FI"><span style="color: #cc33cc;">Muhammad Zulkifli </span> <o:p></o:p></span></div>Taman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1991764188564034111.post-19946573943112784462009-06-04T23:45:00.000-07:002011-09-09T02:43:08.089-07:00Demokrasi, bagian dari muammalah?<div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLeYSamvxtnzrCBVsm4AqXMN2jCxhawUKWuyOvWHHhWDlovM0V3g15982zh670GYLkTeEp4PWpOEcConz3myyuyz6nVlDhMAT7iC-GoRO-g9WbwJaOJS5_CcRfAQmWyDWg2Jth_z9dgxHS/s1600-h/Orang+Milih-Kur.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5343732146351559810" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLeYSamvxtnzrCBVsm4AqXMN2jCxhawUKWuyOvWHHhWDlovM0V3g15982zh670GYLkTeEp4PWpOEcConz3myyuyz6nVlDhMAT7iC-GoRO-g9WbwJaOJS5_CcRfAQmWyDWg2Jth_z9dgxHS/s320/Orang+Milih-Kur.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 320px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 232px;" /></a><span style="color: #cc33cc;">Dalam sebuah acara Tasqif Dirosah Islamiyah yang dibawakan oleh Ustad Muhammad Arifin di masjid Peruri Karawang, saya mendapat sebuah pemahaman baru mengenai hal-hal yang kontemporer. Menurut beliau, ibadah itu terbagi 2, yaitu ibadah maghdoh dan ghoiru maghdoh. Ibadah maghdoh adalah semua ibadah yang hukumnya haram sampai ada ayat yang memerintahkannya. Contohnya sholat, puasa, haji dan sebagainya. Jika tidak ada dalil yang memerintahkan kita untuk mengerjakannya, maka status ibadah yang kita lakukan itu adalah haram. Sebaliknya, ibadah ghoiru-maghdoh atau muamalah adalah semua kegiatan yang diperbolehkan sampai ada dalil yang melarangnya.</span></div><div style="color: #cc33cc; font-family: arial; text-align: justify;"></div><div style="color: #cc33cc; font-family: arial; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; font-family: arial; text-align: justify;">Seseorang bertanya kepada Pak Ustad, partai dan demokrasi adalah sesuatu yang tidak ada di zaman Rasulullah, oleh karena itu dikategorikan bid’ah. Bahkan haram! Lalu mengapa Pak Ustad terlibat dalam salah satu partai politik Islam?</div><div style="color: #cc33cc; font-family: arial; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; font-family: arial; text-align: justify;"><o:p> </o:p></div><div style="color: #cc33cc; font-family: arial; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; font-family: arial; text-align: justify;">Pak Ustad balik menjelaskan, bahwa jangankan partai, bahkan pesantren, bank syariah, organisasi seperti NU dan Muhammadiyah pun tidak ada di zaman Nabi. Kalau begitu, semuanya haram <i>dong</i>?</div><div style="color: #cc33cc; font-family: arial; text-align: justify;"></div><div style="color: #cc33cc; font-family: arial; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; font-family: arial; text-align: justify;">Tidak ada satu pun dalil, menurut Pak Ustad, yang melarang pembentukan partai. Dan tidak ada satu pun ayat dan hadist yang menjelaskan bahwa demokrasi itu haram. Jadi partai dan demokrasi hukumnya mubah. Tapi bukankah demokrasi, menurut si penanya tadi, adalah sistem jahiliyah?</div><div style="color: #cc33cc; font-family: arial; text-align: justify;"></div><div style="color: #cc33cc; font-family: arial; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; font-family: arial; text-align: justify;">Dalam sepenggal siroh Rasulullah saw, ketika beliau dan Zaid bin Haritsah diusir dari Thoif, beliau punya rencana untuk balik lagi ke Makkah dan kembali berdakwah. Namun hal tersebut mustahil karena penduduk Makkah sudah sepakat mengusir mereka. Lalu Rasulullah pun teringat bahwa di Makkah ada undang-undang atau kesepakatan bersama antara kabilah-kabilah, bahwa bila ada yang minta perlindungan pada salah satu kabilah, maka kabilah lain wajib juga melindunginya. Lalu beliau meminta Zaid bin Haritsah untuk datang ke Makkah malam-malam dan mulai melobi pemimpin kabilah untuk minta perlindungan. Dan akhirnya Mut’am bin Ali, salah satu pemimpin dari kabilah di Makkah setuju untuk melindungi Muhammad dan Zaid. Akhirnya Rasulullah kembali ke Makkah dan berdakwah serta dilindungi oleh kabilahnya Mut’am bin Ali.</div><div style="color: #cc33cc; font-family: arial; text-align: justify;"></div><div style="color: #cc33cc; font-family: arial; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="color: #cc33cc; font-family: arial; text-align: justify;">Dari kisah di atas, ternyata Rasulullah saw memanfaatkan hukum/peraturan jahiliyah untuk kepentingan dakwah. <span lang="FI">Demokrasi adalah bagian dari muamalah. Bila demokrasi itu jahiliyah, mengapa tidak kita manfaatkan saja untuk kepentingam dakwah? Ketimbang membiarkan orang-orang yang tidak punya komitmen dakwah yang memimpin negeri ini, lebih baik negara ini dikendalikan oleh tangan-tangan yang sering basah oleh air wudhu.<o:p></o:p></span></div><div style="color: #cc33cc; font-family: arial; text-align: justify;"></div><div style="color: #cc33cc; font-family: arial; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="FI"><span style="color: #cc33cc; font-family: arial;">Inilah sepotong ilmu yang saya dapatkan dari pengajian Ahad lalu. Sangat menarik buat saya yang memang buta politik. Wallahu’alam.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="FI"><span style="color: #cc33cc; font-family: arial;">Muhammad Zulkifli </span><o:p></o:p></span></div>Taman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1991764188564034111.post-51096087329965139162008-05-30T18:54:00.000-07:002011-09-09T02:44:02.358-07:00Tips mendapat rasa aman menurut Al-Qur’an<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4e5pOgIoEd5HbdgQir09rL93QPpffjTtDan4u1kw8bfrsuoz5t0eOBkuljXhLeHX8DK_KO20wwEE7-RateB_skWRrjALSsfH4vcic3YVW8NgbtEIzuo39WkafqgyQUMfLanNcgqYJ9cvh/s1600-h/normal_hebron_11.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5340729572618265410" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4e5pOgIoEd5HbdgQir09rL93QPpffjTtDan4u1kw8bfrsuoz5t0eOBkuljXhLeHX8DK_KO20wwEE7-RateB_skWRrjALSsfH4vcic3YVW8NgbtEIzuo39WkafqgyQUMfLanNcgqYJ9cvh/s320/normal_hebron_11.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 214px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 320px;" /></a><br />
<div align="justify"><span style="color: #3333ff;"><span style="font-style: italic;">Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk</span> (QS.Al-An’am (6):82)</span></div><span style="color: #cc33cc;"><div align="justify"><br />
Siapa yang hidupnya tidak kepengen aman, jauh dari ancaman, tenang dan terarah? Rasanya kita semua pasti ingin kualitas hidup seperti itu. Di tengah huru hara, hati kita tetap merasa aman. Hidup di antara masyarakat yang jauh dari nilai moral, hati tetap merasa tentram. Berada di lingkungan kerja yang tidak kondusif, yang tidak jelas antara halal dan haram, kita masih istiqomah dalam ketakwaan pada Allah. Bahkan yang lebih tinggi lagi, hidup di tengah peperangan, hati masih tetap merasa aman. Aneh? Tidak juga.</div><div align="justify"><br />
Dalam sebuah video dokumenter mengenai perjuangan anak-anak Palestina dalam menghadapi penjajahan Israel, saya melihat ketenangan dan ketegaran tampak di wajah-wajah polos itu. Meski rumahnya <span style="color: #cc33cc;">dibombardir rudal Helfire, meski di hadapannya berdiri angkuh tank-tanknya Ariel Sharon, meski tangan-tangan mungil itu harus berhadapan dengan serdadu gagah bersenjata modern, tapi tidak tampak ketakutan di wajah mereka. Terlihat jelas di film itu betapa mereka dengan lantang dan berani melempari tentara-tentara Israel dengan batu-batunya. Bahkan di film berdurasi lebih dari satu jam itu terdapat kutipan wawancara salah seorang diantara mereka yg dengan lantang berkata “Berikan aku senjata, biar aku bunuh yahudi yg telah menghancurkan rumahku”.<br />
</span><br />
Entah rahasia apa yang membuat mereka begitu berani menghadapi ancaman. Di tingkat yang lebih sederhana, banyak contoh-contoh di sekitar kita yang mempertontokan ketenangan dan ketegaran orang dalam menghadapi hidup. Ada Jonih Rahmat, seorang profesional dari sebuah perusahaan minyak yang terjun membangun masyarakatnya di sebuah kelurahan di kota Bogor. Ditengah ancaman dari warga yang tidak suka dengan kehadirannya, Jonih tetap konsisten membimbing masyarakat untuk mengenal agama dengan lebih baik. Ada juga Dede Suhendar, seorang pengusaha jual-beli mobil bekas. Jauh sebelum ia sukses di usaha ini, Dede pernah ditipu hingga 100 juta rupiah. Namun ketegarannya yang membuatnya bertahan hingga Allah berkenan merubah takdirnya.</div><span style="color: #cc33cc;"><div align="justify"><br />
Rasa aman dengan jaminan Allah, rasa aman dengan pertolongan Allah, rasa aman dengan perlindungan Allah, inilah faktor utama kenapa ada orang yang begitu tegar menghadapi segala kesulitan. Dan rahasia dari rasa aman ini dimulai dari meniadakan penyakit syirik dari dalam hati. Banyak yang mengerjakan sholat, namun menyimpan jimat juga. Banyak yang berpuasa ketika Ramadhan, sambil tetap minta bantuan “orang pintar” ketika ada barang berharganya yang hilang. Banyak yang sudah naik haji, tapi tetap pula percaya sama ramalannya Mama Lauren. Syirik tidak bisa bercampur dengan iman karena keduanya jelas bertolak belakang dan saling meniadakan. Menghilangkan syirik dari dalam hati, adalah syarat mutlak untuk memperoleh rasa aman. Dan juga bonus berupa petunjuk dalam menghadapi hidup. Wallahu’alam.<br />
<br />
Muhammad Zulkifli </div></span></span>Taman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1991764188564034111.post-58761501426649671642008-05-30T18:52:00.000-07:002011-09-09T02:44:22.159-07:00Beruntunglah Kita yang Masih Bisa Sholat<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCB37VKAuyBMuP_sUMam2sZDSqoHd30rVHFNXDEf2RSh9I11SznS5JAEDaoMVMeu5TINxuZ6KV5ByAf-Bg8QNEz0OVrTvsdHQiMzV_1GHm9hoRLNwxJjTju8nSfYEIPt9obpTcUwgT_e3C/s1600-h/411511167_18174614d3_m.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5340730875161286754" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCB37VKAuyBMuP_sUMam2sZDSqoHd30rVHFNXDEf2RSh9I11SznS5JAEDaoMVMeu5TINxuZ6KV5ByAf-Bg8QNEz0OVrTvsdHQiMzV_1GHm9hoRLNwxJjTju8nSfYEIPt9obpTcUwgT_e3C/s320/411511167_18174614d3_m.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 240px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 167px;" /></a><br />
<div align="justify"><span style="color: #cc33cc;">Beruntunglah kita yang masih bisa sholat. Ini bukanlah kalimat retoris, bukan pula kalimat normatif. Tapi ini adalah fakta yang harus kita syukuri. Betapa tidak, kita hidup di negara muslim terbesar di dunia. Di sini nyaris tidak pernah ada intimidasi dan larangan buat kaum muslim menjalankan ibadahnya. Sederet masjid berdiri gagah di seantero negeri ini, mulai dari mushola di desa-desa terpencil hingga masjid raya di kota-kota besar. Setiap masjid memiliki program buat jamaahnya. Hingga tidak heran bila umat Islam di republik ini hidup dalam suasana kondusif dan nyaman dalam menjalankan ibadahnya.</span></div><span style="color: #cc33cc;"><div align="justify"><br />
Tapi bagaimana dengan masyarakat muslim di negara lain? Tidak seberuntung kita. Lihatlah di Inggris. Untuk sholat tarawih pun saudar-saudara kita di sana dimata-matai oleh aparat Scotland Yard. Bahkan tahanan muslim di penjara Inggris, selain dilarang sholat juga diperlakukan sewenang-wenang. Lihatlah juga ke Moskow. Selama berpuluh-puluh tahun komunitas Muslim di ibukota Rusia ini tidak bisa secara rutin sholat di masjid, meski di sana ada lima masjid. Di zaman Stalin, menyimpan buku-buku agama berbahasa Arab di rumah bisa mendapat hukuman.</div><div align="justify"><br />
Di Yunani, terutama kota Athena, warga muslim di sana menggunakan gudang-gudang, ruang bawah tanah dan ruang tanpa jendela sebagai tempat sholat bagi sekitar 200 ribu muslim. Pemerintah Yunani memang melarang pendirian masjid sejak tahun 1800an. Sementara di Mauritius, Mahkamah Agung melarang masjid menggunakan pengeras suara ketika adzan.</div><div align="justify"><br />
Belum lagi bila kita melongok ke Amerika, India, Thailand, atau negara-negara di mana kaum muslim adalah minoritas. Bagaimana kehidupan mereka?</div><div align="justify"><br />
Ini adalah tulisan singkat tentang rasa syukur, bahwa kita masih bisa sholat di negeri ini. Tentang rasa persaudaraan kita, bahwa masih banyak saudara kita di luar sana yang belum merasakan kenyamanan dalam beribadah. Tentang diri kita sendiri yang terkadang tidak mampu memanfaatkan karunia Allah berupa negeri bernama Indonesia ini.<br />
<br />
Muhammad Zulkifli </div></span>Taman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1991764188564034111.post-66387755162188977102008-05-30T18:49:00.000-07:002011-09-09T02:44:46.378-07:00Surga<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRTL4Lvn3dwQk2z7XAfj9nIEi5an2CJa58OxOxSfzE0ADpEWXjjw8v4Tcre-rUFI1sSgzum2nzzVitoF9rgK0GilrATuJ0Bm68w9sUFD-FEOf_0FEk4MUazSTWcpdL7EJZuBmoqoPoREBD/s1600-h/heaven.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5340732386137012754" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRTL4Lvn3dwQk2z7XAfj9nIEi5an2CJa58OxOxSfzE0ADpEWXjjw8v4Tcre-rUFI1sSgzum2nzzVitoF9rgK0GilrATuJ0Bm68w9sUFD-FEOf_0FEk4MUazSTWcpdL7EJZuBmoqoPoREBD/s320/heaven.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 105px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 140px;" /></a><br />
<div align="justify"><span style="color: #cc66cc;"><span style="color: #cc33cc;">Pilihan lain pada masa pasca kematian adalah surga. Berita tentang surga ini paling banyak terdapat pada surah Al-Waqi’ah, Ar-Rahman dan Al-Ghasyiyah. Surga ini ada seratus tingkat, namun yang disebutkan di dalam Al-Qur’an hanyalah Firdaus, Na’im, Makwa, Adn, Khuldi, Darussalam dan Jalal. Tempat tertinggi adalah Firdaus.<br />
<br />
Rasulullah bersabda:</span> <span style="color: #6633ff;"><span style="font-style: italic;">Surga itu ada seratus tingkat. Jarak tiap-tiap tingkat itu sama antara langit dan bumi. Jannatul Firdaus berada pada tingkat yang tinggi sekali. Dari sinilah terpancarnya empat buah sungai dalam surga. Dan di atasnya adalah arasy Tuhan. Kalau kamu ingin meminta pada Allah, mintalah Firdaus</span> (HR. Bukhari)</span></span></div><span style="color: #cc66cc;"><span style="color: #6633ff;"><div align="justify"><br />
<span style="color: #cc33cc;">Untuk masuk ke surga, orang-orang harus menunggu hari Senin dan Kamis karena pada kedua hari itulah pintu surga dibuka.</span></div><div align="justify"><span style="color: #cc33cc;">Rasulullah saw bersabda</span>: <span style="color: #3366ff;"><span style="font-style: italic;">Pintu-pintu surga dibuka setiap Senin dan Kamis. Allah akan mengampuni setiap dosa hambaNya yang tidak pernah mempersekutukanNya dengan yang lain, kecuali orang-orang yang tidak mau bertegur sapa dengan saudaranya sendiri</span> (HR. Muslim)</span></div><span style="color: #3366ff;"><div align="justify"><br />
<span style="color: #cc33cc;">Pintu surga itu minimal ada 3, yaitu Babuz Zaminul Gairi, yaitu tempat masuknya orang-orang yang menahan amarah. Lalu Babul-Ma’ruf, tempat masuknya orang-orang yang berbuat ma’ruf serta Babur-Rahmah, pintu khusus buat Rasulullah saw.</span></div><div align="justify"><br />
<span style="font-style: italic;">Rasulullah juga bersabda bahwa di surga itu tida ada siang dan malam. Yang ada hanya sinar dan cahaya. Kalau ingin mengetahui hari, ditentukan dengan waktu sholat</span> (HR. Hakim dan Tirmidzi)</div><div align="justify"><br />
<span style="color: #cc33cc;">Bagaimana kehidupan sosial masyarakat surga? Ternyata di surga juga ada tempat berkumpul atau bahasa kerennya hang-out antar masyarakat untuk saling berinteraksi.<br />
Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah bersabda:</span> <span style="color: #3366ff;"><span style="font-style: italic;">Di dalam surga itu ada pasar. Di dalam pasar itulah berkumpul penghuni surga tiap hari Jumat. Ketika bertiup angin menyingkapkan kain penutup muka dan pakaian mereka, kelihatan bertambah indah dan bertambah cantik. Semuanya ini adalah untuk penghuni surga berikut keluarganya.Demi Allah, bentuk kamu di sana makin hari makin cantik</span> (HR. Muslim)</span></div><span style="color: #3366ff;"></span><div align="justify"><br />
<span style="color: #3366ff;"><span style="font-style: italic;">Di dalam surga itu juga makan dan minum namun tidak meludah, tidak pernah kencing, tidak pernah menjahit pakaian. Salah seorang sahabat bertanya: Bagaimana jadinya makanan yang dimakan itu? Maka Rasul menjawab: Langsung menjadi minyak wangi seperti al-miski. Ini berkat membaca tasbih dan tahmid</span> (HR. Muslim)</span></div><div align="justify"><br />
<span style="color: #cc33cc;">Betapa inginnya kita masuk surga. Namun sayangnya, ada segolongan orang yang, jangankan masuk surga, mencium bau surga pun tidak boleh. Siapa mereka?</span> <span style="font-style: italic;">Yaitu orang-orang yang membunuh diri sendiri dengan sengaja dan perempuan yang berpakaian tapi seperti telanjang. Inilah yang haram mencium bau surga! Padahal wangi surga itu sudah bisa tercium dalam 40 tahun perjalanan</span> (HR. Bukhari)</div><div align="justify"><br />
<span style="color: #cc33cc;">Semoga kita termasuk golongan ahli surga. Amin Ya Allah..</span><br />
<br />
<span style="color: #cc33cc;">Muhammad Zulkifli </span></div></span></span></span>Taman Firdaushttp://www.blogger.com/profile/02786345845668512889noreply@blogger.com0